HIMA Persis Gelar Politician Club, Sistem Pemilu Proporsional Terbuka atau Tertutup?

ILUSTRASI foto shutterstock
ILUSTRASI foto shutterstock
0 Komentar

GARUT – Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (HIMA Persis) Kabupaten Garut menggelar politician Club dengan tema “Overthinking menyambut pemilu proporsional tertutup atau terbuka, ada apa dengan aku?” di Pendopo Garut Minggu 26 Maret 2023.

Acara tersebut diantaranya menghadirkan sejumlah narasumber mulai dari unsur Pemkab Garut yang diwakili Wakil Bupati Garut dr. Helmi Budiman, Ketua DPC PDIP Garut Yudha Puja Turnawan, Ketua DPC PPP Garut Yudi Nugraha, Ketua DPD PBB Garut H.Hudan Mushafuddin,  Sekretaris DPD PAN Garut, Reza Anshari,
dan Ketua KNPI Garut Okke M Hadits.

Ketua Pimpinan Daerah (PD) Hima Persis Garut, Fikri Ramdhani, mengatakan, kegiatan ini dalam rangka untuk mencerdaskan masyarakat, karena sekarang banyak pemilih pemuda ataupun milenial. Terlebih lagi sekarang sedang ramai diperbincangkan terkait isu pemilu proporsional terbuka dan tertutup.

Baca Juga:Kapal BBM Pertamina Terbakar di Lombok, Ada ABK yang Belum DitemukanBerapakah Kekayaan Sandiaga Uno Sekarang? Ucapannya Sungguh Luar Biasa

“Makanya di sini Hima persis mengundang seluruh elemen dari pelajar, mahasiswa, BEM dan cipayung plus termasuk 5 narasumber antara lain PDIP, PBB, PAN, Nasdem dan PPP. Dan yang diundang ini kurang lebih 150 orang, seperti pelajar, mahasiswa dan lainnya,” ujarnya.

Sementara Ketua Pelaksana Usamah Husnun Daudi, menambahkan, kegiatan ini sebagai penegasan bahwa Hima Persis Kabupaten Garut tidak akan menghilangkan kajian-kajian yang sifatnya intelektual, artinya isu apapun baik internasional maupun nasional akan dibahas dan dikaji oleh pimpinan daerah Hima Persis kabupaten Garut.

“Dan juga menyebarluaskan kepada seluruh elemen masyarakat, tidak hanya untuk kader tetapi kita juga mengundang BEM, Cipayung plus dan bahkan pelajar pun kita undang,” katanya.

Dalam pemaparanya, Wakil Bupati Garut Helmi Budiman menyampaikan, apapun nanti kepetusannya semua harus siap, mau terbuka maupun tertutup.

“Saya bicara sebagai pemerintah, jadi apapun nanti yang diputuskan oleh pemerintah, tentu saya mengajak kita menerima dan siap dengan sistem tersebut, bahwa tertutup ataupun terbuka nantinya kita harus persiapkan. Karena tentu masing-masing pasti punya argumentasi. Yang terbuka pasti punya argumentasinya, yang tertutup juga sama pasti punya argumentasinya, kita serahkan saja nanti bagaimana hasil keputusan dari pamerintah,” ujarnya.

Menurut Helmi Budiman, sebenarnya kalau terbuka, lebih diuntungkan karena calon-calon anggota DPRD itu  tentu bukan hanya calon-calon yang dibina dan dididik oleh partai politik, tentu di luar juga banyak yang kesekokohan yang cukup mumpuni dan bisa dikatakan cukup mampu untuk menjadi corong masyarakat, untuk menjadikan sarana aspirasi masyarakat.

0 Komentar