Yayasan Cahaya Komala dan BI Bagikan Sembako ke Warga dan Guru Honorer

Yayasan Cahaya Komala dan BI Bagikan Sembako ke Warga dan Guru Honorer
0 Komentar

RadarPriangan.com,GARUT – Masa pandemi akibat persebaran Covid-19 saat ini, masyarakat menghadapi permasalahan ekonomi yang cukup berat. salah satunya adalah ketahanan pangan. Di situlah membutuhkan solidaritas antar sesama elemen bangsa untuk saling membantu satu sama lain.

Seperti yang dilakukan oleh Yayasan Cahaya Komala, bekerjasama dengan Bank Indonesia (BI) membagikan bahan pangan pokok (sembako) gratis untuk masyarakat dan Guru Honorer SD di Kecamatan Cigedug dan sekitarnya.

Ketua Yayasan Cahaya Komala Lina Marlina, mengungkapkan bahwa Yayasannya mendapatkan bantuan sembako dari Bank Indonesia sebanyak 1.500 paket yang berisi Beras, Mie Instan, Minyak Kelapa, Susu, Gula Putih, Sabun Cair dan Sarden.

Baca Juga:Pengabdian Guru Honorer di Masa Pandemi Luar BiasaSebanyak 1.279 Mahasiswa Uniga Menjalani KKN, Tersebar di Ratusan Desa

Sembako tersebut dibagikan gratis kepada guru honorer SD, Guru Ngaji, dan masyarakat Lansia dan keluarga pra sejahtera di Kecamatan Cigedug sebanyak 500 paket. Selebihnya didistribusikan di 15 kecamatan sekitar Cigedug.

“Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bank Indonesia (BI) yang telah mengalokasikan bantuan Sembako untuk masyarakat melalui Yayasan kami. Tentunya bantuan tersebut sangat bermanfaat bagi masyarakat yang saat ini masih menghadapi kesulitan ekonomi akibat pandemi Covid-19, meskipun saat ini sudah memasuki fase adaptasi kebiasaan baru,” ujar Lina kepada wartawan, Selasa (28/7/2020).

Lina juga mengungkapkan terima kasih kepada Ibu Hj. Siti Mufattahah, anggota Komisi XI DPR RI yang telah memfasilitasi lembaganya untuk dapat bekerjasama dengan Bank Indonesia.

“Insyaa Allah pembagian sembako memperhatikan protokol kesehatan, masyarakat tidak antre tetapi paket sembako diantar door to door ke rumah penerima. Begitupun saat lounching di SDN 1 Sukahurip yang di hadiri oleh Pengurus PGRI Kecamatan Cigedug dan Kepala Desa Sukahurip, kami melakukannya dengan peserta terbatas, jaga jarak, pengukuran suhu dan menggunakan masker sebagaimana standar protokol kesehatan,” pungkasnya. (erf/rls)

0 Komentar