Warga Garut Diduga Terpapar Doktrin NII, Sejumlah Korban Menganggap Pemerintah Sebagai Thogut

Warga Garut Diduga Terpapar Doktrin NII, Sejumlah Korban Menganggap Pemerintah Sebagai Thogut
ilustrasi tersesat (pixabay)
0 Komentar

GARUT – Kabupaten Garut dibuat geger dengan kembali mencuatnya ajaran Negara Islam Indonesia (NII) yang sudah lama menghilang.

NII yang pernah dideklarasikan Kartosuwiryo itu rupanya belum padam seutuhnya, gerakannya masih berlangsung hingga kini menyebarkan doktrin-doktrin.

Sejumlah warga di Kelurahan Sukamentri, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, dikabarkan telah terpapar oleh doktrin NII. Mereka diduga mendapatkan paham NII yang salah satunya adalah tidak mengakui pemerintahan Indonesia dan menyebutnya sebagai thogut.

Baca Juga:Dampingi Presiden Jokowi, Menko Airlangga Serahkan BLT ke PKL di YogyakartaMenko Airlangga Kunjungi Alumni Program Kartu Prakerja di Yogyakarta

Ada puluhan jumlah warga yang dikabarkan telah dibaiat oleh ajaran NII tersebut. Mereka mengakui di hadapan aparat pemerintah setempat telah didoktrin seseorang.

“Ini berawal dari laporan warga juga orang tuanya, mulanya dari seorang remaja usia 15 tahun yang diduga telah menyimpang akidahnya,” ujar Lurah Sukamentri, Suherman, Rabu (6/10/21).

Berdasarkan pengakuan sjeumlah anak yang telah dibaiat, Suherman mengatakan, salah satu doktrin yang diberikan adalah menganggap pemerintah RI thogut.

Suherman mengatakan, berdasarkan hasil pendataan sementara, ada lebih dari lima puluh orang warganya yang diduga masuk NII.

Diantara yang telah dibaiat itu kata Suherman, mayoritas merupakan bocah. Namun, ada juga remaja dan orang dewasa yang diduga masuk aliran sesat ini. “Enggak semua anak, ada orang tua,” katanya.

Menindaklanjuti hal tersebut, Suherman sudah memfasilitasi keluarga dan anak yang diduga dibaiat untuk bertemu dan menyelesaikan permasalahan dibantu pihak terkait.

Kemudian menurutnya warga dan keluarga terduga melakukan laporan ke kelurahan untuk melakukan musyawarah bersama para tokoh dan MUI. Dari musyawarah yang digelar di Desa Sukamantri terduga kemudian berkomunikasi dengan sejumlah tokoh agama.

Baca Juga:Airlangga: Sektor Properti Jadi Salah Satu Fokus Utama Pemulihan Ekonomi NasionalWarga Desa Majasari Buang Air Besar Sembarangan di Irigasi Cilangsir

Dalam musyawarah tersebut terduga memaparkan pemahamannya bahwa Pemerintahan Indonesia saat ini merupakan pemerintahan yang Thogut.

“Dia bilang dari hasil kajian dirinya pemerintahan saat ini merupakan pemerintahan yang jahiliyah, atau thogut,” ucapnya.

Dalam prakteknya, baiat yang dilakukan itu menurut Suherman dilakukan dengan mengucapkan dua kalimat syahadat.

Namun menurutnya ada pula diantara orang tersebut yang merupakan korban pencatutan saja.

“Tapi pas kami cek satu per satu yang puluhan orang tersebut mereka tidak tahu apa-apa, istilahnya dicatut sama yang bersangkutan,” ungkapnya.

0 Komentar