Wabup Garut Usulkan Lahirnya Kode Etik Tukang Cukur

Wabup Garut Usulkan Lahirnya Kode Etik Tukang Cukur
Salah satu seniman cukur rambut tengah melakukan praktik cukur rambut (foto : Humas Pemkab Garut)
0 Komentar

GARUT – Wakil Bupati Garut Helmi Budiman mengusulkan agar profesi pencukur di Garut sudah saatnya membuat kode etik, terlebih profesi ini memiliki organisasi profesi, sehingga keberadaannya bisa lebih profesional.

“Kita harus bangga karena ini adalah profesi, karena ini adalah hal yang tentu tinggal nanti dibikin aja kayak kode etiknya, karena organisasi profesi itu harus ada kode etik,” kata Helmi, beberapa waktu lalu dalam acara Perhimpunan Pangkas Rambut Garut (PPRG) di Garut.

Helmi menambahkan, kode etik tersebut tidak jauh dari kaitan hak dan kewajiban seorang tukang cukur dengan pelanggan.

Baca Juga:Raih Tingkat Elektabilitas 18,3 persen, Airlangga Hartarto Jadi Sosok yang Diinginkan Sebagai Capres 2024-2029Anak di Bawah Umur Korban Pencabulan, Orang Tua Harus Ekstra Waspada

“Kode etik itu kalau pesenan misalkan gundul, jangan dicukur panjang, atau kalau misalkan jangan Menurutnya PPRG merupakan salah satu organisasi profesi karena didalamnya terkumpul anggota-anggota yang terlatih,” katanya.

Menurutnya, tukang pangkas rambut yang tergabung dalam PPRG bisa dikatakan sebagai bagian dari organisasi profesi.

Pasalnya lanjut Wabup, di dalamnya terkumpul para anggota yang terlatih dalam satu keahlian tertentu.

Wabup Garut berharap organisasi pangkas rambut khususnya PPRG ini bukan hanya menciptakan para pencukur saja, namun bisa menciptakan pengusaha di bidang cukur rambut.

“Saya yakin di sini yang punya lapak cukur banyak ya, tapi bukan hanya sampai di sana juga ya, juga harus ada yang punya _brand_ (merk) atau punya _physical appearance_ (penampilan fisik) yang meyakinkan,” katanya.

Helmi juga berharap ke depannya PPRG memiliki tempat pelatihan khusus untuk masyarakat yang tertarik dengan cukur rambut.

“Disamping itu juga saya terinspirasi dengan (PPRG), dan itu mungkin sudah berjalan ya, saya mendapatkan laporan alhamdulillah PPRG sudah punya sekretariat. Mungkin harus berkembang lagi nanti kedepan, mungkin punya tempat pelatihan khusus misalnya,” ucapnya.

Baca Juga:Akselerasi Sekolah Tatap Muka, Menko Airlangga Pantau Vaksinasi Anak Usia 6 Sampai 11 TahunLowongan Kerja Di Garut Terbatas Untuk Pria, Netizen : Dunia Terbalik

Sementara itu, pendiri dan juga penasehat PPRG, Rudi, mengatakan,  kode etik profesi cukur sudah menjadi  keharusan di bidang pemotongan rambut. Bahkan, dalam uji kompetensi pun kode etik sebagai etika profesi itu dinomor satukan.

“(Alasan pentingnya kode etik cukur, red) etika kita dalam menghadapi customer secara langsung itu harus diterapkan, jangan sampai kode etik kita dalam melayani konsumen itu tidak baik, artinya etika profesi cukur itu harus selalu dikedepankan (dan) menjadi nomor satu,” kata Rudi.

0 Komentar