Topang Neraca Perdagangan Indonesia, Pemerintah Proyeksikan Hilirisasi Industri

Topang Neraca Perdagangan Indonesia, Pemerintah Proyeksikan Hilirisasi Industri
Foto Bersama Menko Marinves RI Luhut Binsar Panjaitan bersama Dahlan Iskan dan ratusan pemimpin redaksi, general manager dan direktur di bawah naungan grup media Disway National Network
0 Komentar

JAKARTA – Hilirisasi industri dinilai telah mampu menopang neraca perdagangan Indonesia. Pada tahun 2021, Indonesia mampu menembus ekspor hingga USD 25 billion. Demikian diungkapkan Menko Kemaritiman dan Investasi RI Luhut Binsar Pandjaitan dalam keterangannya saat berjumpa secara virtual bersama para Direktur, General Manager, hingga para Pimpinan Redaksi Disway National Network, Senin (10/1).
Dari jumlah ekspor tersebut, mayoritas didorong oleh produk besi dan baja yang mencapai USD 19 billion, atau meningkat 76 persen.
Proyek hilirisasi ini memberi dampak terhadap defisit neraca transaksi yang lebih besar.
Sehingga, ditambah dengan adanya ekspor besi dan baja ke cina, maka defisit necara perdagangan dengan China menurun sebesar 40 persen.
Luhut mengungkapkan, kawasan Industri Kalimantan Utara itu akan memiliki luas area 16.400 hektare dengan potensi penambahan menjadi 19 ribu hektare pada tahap 1 dan 30 ribu haktare di tahap 2.
Kawasan tersebut kata Luhut, diproyesikan sebagai motor hilirisasi selanjutnya. Jenis industri yang akan dibangun adalah green alumunium, besi, polysilicon, graphite, LFP, petrokimia, hingga solar panel.
Untuk mendukung aktivitas industri disana, area tersebut juga akan dibangun pelabuhan, bandara, hotel dan akomodasi karyawan hingga poletiknik dan balai latihan kerja.
Ketika sudah beroperasi, proyek ini bisa memproduksi petrokimia dengan kapasitas 4,16 juta ton, electronic alumina 3 juta ton, besi 5 juta ton, jenis baterai baru LFP 265 giga watt hour (GWH), industri silicon 1,2 juta ton, polycristalline silicon 0,2 juta ton.
Dengan Hilirisasi industri, maka struktur ekonomi Indonesia tidak lagi didominasi sektor agrikultur seperti sawit dan lainnya. Tetapi bisa didorong oleh sektor besi dan baja yang nantinya diproyeksikan bisa memenuhi kebutuhan industri.
Hilirisasi industry ini akan merambah tiga hal yang didukung green economy, ialah industry semikonduktor atau chip beserta ekosistemnya, mobil listrik, juga software engineering. (san/erf)

 

0 Komentar