Sudah Berlangsung Sejak 2021, Kades Sebut Sembako dalam Pembagian BLT adalah Hasil Musyawarah

ilustrasi/istimewa
ILUSTRASI BLT. Sejumlah warga Desa Tanjungkamuning, Kecamatan Tarogong Kaler merasa tidak puas kaitan penyaluran program Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang berasal dari anggaran dana desa.
0 Komentar

GARUT – Kepala Desa Tanjungkamuning, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Deni Hidayat memberikan tanggapan kepada wartawan kaitan dengan penyaluran bantuan langsung tunai (BLT) yang sebagiannya menjadi sembako. Ia menjelaskan bahwa kegiatan pengkombinasian uang tunai dan sembako dalam pembagian sudah dilakukan sejak 2021.

Kepada wartawan Deni menyebut bahwa selama ini proses pelaksanaan pembagian BLT tersebut tidak menuai protes dari warga seperti saat ini. Untuk jumlah bantuan yang diberikan adalah Rp300 ribu per bulan dan diberikan setiap tiga bulan dengan total Rp900 ribu.

Namun dari jumlah keseluruhan itu, yang diberikan uang tunai adalah Rp600 ribu saja. “Sisanya sebesar Rp300 ribu, kami berikan dalam bentuk sembako”, Sebut Deni saat dikonfirmasi wartawan melalui sambungan telepon. 

Baca Juga:BLT di Tanjungkamuning Ada Sembakonya, Uang Tunai yang Diterima Rp600 RibuRutan Garut Gelar Apel Siaga 3+1, Barang Terlarang dan WB Positif Narkoba Tidak Ditemukan

Ia menjelaskan bahwa kebijakan tersebut dilakukan setelah pihak desa bermusyawarah dengan para Ketua RW, RT, dan keluarga penerima manfaat. Setidaknya hasil musyawarah itu sudah berlangsung dilaksanakan sejak 2021.

Ketika disampaikan bahwa ada KPM yang mengaku tidak pernah diajak musyawarah kaitan dengan hal tersebut, Deni mengatakan bahwa hal itu sudah disampaikan ketika penyaluran dilakukan. Sedangkan para ketua RW dan RT dipastikan sudah diberitahu sejak awal.

“(KPM) kami beritahu pada saat pelaksanaan penyaluran bahkan kami persilahkan kepada mereka jika merasa keberatan untuk tidak mengambilnya. Saya pikir sebelumnya mereka juga sudah diberitahu ketua RW dan ketua RT tentang hal ini,” kata Deni.

Selama ini, sembako yang diberikan sebagai pengganti uang Rp300 ribu adalah 10 kilogram beras, 2 kilogram minyak goreng, 1,5 kilogram daging ayam, dan 1,5 kilogram telur ayam. Namun ketika disebutkan bahwa ada KPM yang menerima daging dan telur 1 kilogram ia tidak menampiknya.

Pemberian ayam dan telur masing-masing 1 kilogram dilakukan karena kondisi harganya yang mahal. “Kemarin hanya 1 kilogram karena harganya yang sedang mahal,” ungkapnya.

Deni menyampaikan, pengadaan sembako yang disalurkan melalui program BLT Desa dilaksanakan oleh BumDes. BumDes di desanya selama ini memang mengelola usaha di bidang perdagangan beras, daging ayam, serta telur ayam.

0 Komentar