Siswa SD Meninggal Usai Divaksin, Dinkes Kota Tasik Tetap Kejar Target Vaksinasi Anak

Siswa SD Meninggal Usai Divaksin, Dinkes Kota Tasik Tetap Kejar Target Vaksinasi Anak
Kendati ada siswa SD meninggal usai divaksin, Dinkes Kota Tasik tetap kejar target vaksinasi anak. Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya dr Uus Supangat. Foto:Rezza Rizaldi / radartasik.com
0 Komentar

TASIK – Kendati seorang siswa SD meninggal usai divaksin, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tasikmalaya terus menggencarkan pelaksanaan vaksinasi anak hingga target 70 persen tercapai akhir Januari ini.

Kadinkes Kota Tasikmalaya, dr Uus Supangat menjelaskan serbuan vaksin anak tersebut tetap dilaksanakan, meski memang ada siswa SD di Purbaratu yang meninggal usai vaksin, akibat koinsiden Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).

Kendati ada kasus siswa SD meninggl usai divaksin, menurut Dinkes vaksinasi harus tetap dikerjak karena vaksinasi anak merupakan upaya mencegah peningkatan sebaran Covid-19 varian Omicron di wilayah Kota Tasikmalaya.

Baca Juga:Suami Bakar Istri di Musi Rawas, Gara-gara Tak Diberi UangBocah PAUD di Cianjur Meninggal Usai Divaksin, Ini Penjelasan Dinkes

Saat ini memang belum ada kasus Omicron di Kota Tasikmalaya, dan kasus aktif Covid-19 hanya 2 orang yang sedang menjalani isolasi mandiri.

“Ada beberapa persiapan. Pertama, vaksinasi terus kami lakukan. Agar masyarakat bisa mencapai herd immunity,” ujar Kadinkes Kota Tasikmalaya, Uus Supangat, Rabu (19/01/22).

“Buat vaksin anak juga kita lakukan terus dengan target akhir Januari. Lalu prokes akan diperkuat. Begitu juga tracing dan testing akan kami perkuat,” sambungnya.

Uus menerangkan, pihaknya menyiapkan ruang isolasi khusus di beberapa rumah sakit untuk persiapan jika terjadi lonjakan kasus. Bukan hanya persiapan isolasi di rumah sakit pemerintah, Kota Tasikmalaya juga sudah menyiapkan ruang isolasi di beberapa RS swasta.

“Sampai hari ini di RS Dewi Sartika dan Purbaratu masih kami siagakan. Kalau terjadi lonjakan, itu siap kami gunakan. Di RSUD dan rumah sakit swasta juga seperti itu. Ruang isolasi tak ditutup,” terangnya.

Uus menambahkan, hampir tiap hari melakukan tes swab sedikitnya ke hampir 30 orang lebih. Namun, jika nantinya terdapat kasus omicron terdeteksi akan melakukan pengetesan terhadap satu orang kontak erat minimal 15 orang.

“Kami sekarang per hari melakukan 30 pengetesan. Namun kalau ada kasus baru kami lakukan pengetesan tambahan. Satu kasus baru itu wajib pengetesan kepada minimal 15 orang,” tambahnya.

Baca Juga:Pelajar SMP di Gresik Diduga Dikeroyok Kakak Kelasnya di SekolahMakam Upin Ipin Viral, Benarkah Berasal dari Indonesia?

Akibatnya, jelas Uus, Kota Tasikmalaya kembali ke Level 2 Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang sebelumnya sempat level 1 selama beberapa pekan.

0 Komentar