Setahun Pembelajaran Jarak Jauh, Begini Dampaknya Bagi Perkembangan Anak

Setahun Pembelajaran Jarak Jauh, Begini Dampaknya Bagi Perkembangan Anak
Sejumlah siswa sekolah dasar belajar dengan menggunakan wifi gratis yang disediakan oleh warkop Rizki di Pondok Aren, Tangerang Selatan, Rabu (29/7). Warung kopi tersebut menyediakan wifi gratis dan peminjaman leptop serta handphone untuk membatu anak-anak sekitar yang terkendala fasilitas dalam pembelajaran daring di masa pandemi. (Fajar Indonesia Network)
0 Komentar

RADAR GARUT, JAKARTA – Anggota Komisi X DPR RI Fahmy Alaydroes mengatakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama setahun ini mengalami beberapa kendala.

“Banyak tantangan dan masalah yang muncul, terutama dalam kaitannya dengan tumbuh kembang siswa (anak),” kata Fahmy lewat keterangan resminya, Sabtu (3/4).

Dari hasil evaluasi, lanjut Fahmy, PJJ berpotensi menimbulkan dampak sosial negatif yang berkepanjangan.

Baca Juga:Pesona Jordana Jardel, Kekasih Hot CR 7 di Sporting LisbonIndonesia Terima 10 Juta Dosis Vaksin Bulan Ini

“Meningkatnya risiko putus sekolah pada siswa dan angka penurunan capaian belajar menjadi faktor utama kekhawatiran pemerintah,” terangnya.

Dampak psikologis PJJ yang berkepanjangan, imbuhnya, sudah pernah dilakukan penelitian oleh Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran, Bandung bulan Juni tahun lalu.

“Sebanyak 19,6 persen dari siswa (responden) mengaku cemas dan khawatir, 12,5 persen merasa bosan, 9 persen merasa akan kehilangan kemampuan penguasaan materi, dan 8,3 perse  merasa akan butuh liburan jika pelaksanaan  pembelajaran jarak jauh (PJJ) diperpanjang,” paparnya.

Sementara itu, lanjut Fahmy, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat adanya kenaikan angka anak putus sekolah dan pernikahan dini imbas dari pelaksanaan PJJ yang berkepanjangan.

Pemerintah (Kemendikbud, Kemenkes, Kemenag, Kemendagri), tambah Fahmy, harus bahu membahu mengawal dan memastikan bahwa Pembelajaran Tatap Muka Juli mendatang dapat berjalan aman, sehat dan efektif. (khf/fin)

0 Komentar