Pupuk Non Subsidi juga Sulit Didapat di Garut, Petani Kebingungan

Pupuk Non Subsidi juga Sulit Didapat di Garut, Petani Kebingungan
0 Komentar

RadarPriangan.com, GARUT – Tak hanya pupuk bersubsidi, sejumlah petani di Kabupaten Garut juga mengeluhkan sulitnya mendapatkan pupuk non subsidi di pasaran.

Salah seorang petani melon di Kecamatan Peundeuy, Kabupaten Garut, Suhendi Idang menyebut bahwa kualitas melon yang saat ini ditanamnya jauh dari kata berkualitas. Hal tersebut dikarenakan sulitnya mendapatkan pupuk.

“Kalau tanaman melon kan memang tidak menggunakan pupuk bersubsidi yang sekarang sangat susah didapat. Pupuk non subsidi saja sekarang susah. Jadinya buah-buah melon yang saya tanam seperti kena stunting. Pada kecil-kecil ukurannya,” sebutnya, Rabu (30/9/2020).

Baca Juga:Fraksi Demokrat Lakukan Aksi Walk Out dalam Sidang Paripurna DPRD Garut, Bahas Anggaran PerubahanPolisi Rekonstruksi Pembunuhan yang Dilakukan Tukang Cilok Terhadap Seorang Wanita

Pupuk dasar yang biasa digunakan untuk melon adalah ZA, SP, dan KCL. Jenis-jenis pupuk tersebut kata Suhendi kini sulit didapatkan di sejumlah toko.

“Jadinya harus mencari-cari ke beberapa tempat. Kadang Cuma buang-buang waktu dan uang. Hasilnya belum tentu bisa menutupi seluruh biaya operasional,” katanya.

Petani lainnya juga mengungkapkan hal serupa, misalnya petani di Kecamatan Banyuresmi, Jalal. Ia yang bertani padi bersama orang tuanya juga merasakan sulitnya mendapatkan pupuk.

“Walau sudah masuk RDKK, tetap saja kita masih sangat kesulitan mendapatkan pupuk. Hampir setiap toko tidak ada pupuk bersubsidi. Ada juga yang ada stoknya, tapi penjualnya menyebut tidak akan menjualnya, kan jadi bingung. Padahal kita sudah menanam padi. Kalau tidak dikasih pupuk ya bingung juga,” ungkapnya.

Sementara itu, Bupati Garut, Rudy Gunawan menyebut bahwa persoalan pupuk urusannya ada di pemerintah pusat.

“Jadi ada beberapa pembagian-pembagian yang dilakukan oleh pusat berdasarkan RDKK. Saya sudah bertemu dirjen. Kami tidak punya langkah untuk menganggarkan,” ujarnya.

Dalam kelangkaan pupuk, khususnya yang bersubsidi, menurutnya harus ada penegakkan hukum. Rudy menilai, mungkin saja pupuk-pupuk bersubsidi dibeli oleh perkebunan-perkebunan besar sehingga kemudian tidak sampai ke petani.

Baca Juga:Aksi Curanmor di Kota Banjar Terekam CCTVPolisi Kesulitan Ungkap Identitas Mayat Ngambang di Sungai Citanduy, Bagian Tubuh Sudah Membengkak

“Saya sudah minta (kepada aparat penegak hukum), kami minta proses saja. Nanti mana orang yang membeli pupuk bersubsidi, gitu,” ucapnya.

Selain itu menurutnya juga ada hal lainnya yang menjadi faktor langkanya pupuk, mulai dari keterlambatan suplai dari produsen dan kurangnya drop pupuk untuk Garut.

0 Komentar