Perilaku Anak yang Bergabung NII Jadi Berubah

Perilaku Anak yang Bergabung NII Jadi Berubah
ilustrasi (pixabay)
0 Komentar

GARUT – MU Salah satu orang tua dari anak yang dibaiat pengikut Negara Islam Indonesia (NII) Kecamatan Garut Kota, mengaku bahwa anaknya sudah dua tahun menjadi anggota NII.

MU bercerita bahwa sejak anaknya masuk NII, terjadi perubahan perilaku yang cukup signifikan dibanding sebelumnya. Tidak hanya itu saja, anaknya yang masih berusia pelajar pun diketahui putus sekolah karena merasa masa depannya akan tetap bagus tanpa hal itu.

“Anak saya ternyata sudah dua tahun masuk NII. Jadinya yang biasanya taat pada orang tua sekarang agak ngebangkang gitu, jadi dia patuhnya ke kelompok itu. Jadi kebiasaannya menyimpang dan juga sering tidak pulang ke rumah,”ungkapnya, Kamis (7/10/21).

Baca Juga:ISSI Ciamis Buka Gebyar Vaksinasi di Test Event BMX Cross Porprov XIV JabarLantik Pengurus Baru, HIPMI Garut Diharapkan Dapat Membantu Pemerintah Daerah dalam Pemulihan Ekonomi

Ia sangat berharap agar anaknya bisa kembali seperti sedia kala, saat sebelum masuk NII. Anaknya pun saat ini tengah dalam kondisi penenangan dan bimbingan langsung darinya dan yang lainnya.

“Saya selaku orang tua mengupayakan anak saya dapat kembali ke semula, ke masyarakat, dan juga ke negara. Jadi jangan sampai terbawa arus ke hal-hal yang demikian. Dan juga sekarang saya sedang membujuk anak saya untuk kembali ke sekolah,” katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Garut, Wahyudijaya mengatakan bahwa masuknya puluhan warga yang didominasi anak-anak ke NII terjadi karena beberapa faktor.

Diantara faktornya adalah pengetahuan agama yang minim hingga persoalan ekonomi.

“Akhirnya mereka mencari jati diri. Kebetulan ada orang yang memberikan kenyamanan. Karena dia pemahamannya kurang, seolah-olah yang ditawarkannya itu benar. Namun hari ini mereka sudah kembali ke orang tuanya masing-masing. Akan tetapi kita juga pemerintah daerah akan melakukan pembinaan-pembinaan dengan melibatkan tokoh masyarakat agar melakukan pembinaan secara intensif,” jelasnya.

Sekretaris MUI Kecamatan Garut Kota, Aceng Amirudin menyebut bahwa sebetulnya warga yang terpapar bukan hanya warga Kelurahan Sukamentri, Kecamatan Garut Kota saja.

“Yang ada di data, ada di Regol, Kota Wetan, bahkan ada di Cibatu dan Limbangan juga ada,” singkatnya. (*)

0 Komentar