Perguruan Tinggi Luncurkan Program Pengurangan Resiko Bencana, Uniga Ambil Bagian

Perguruan Tinggi Luncurkan Program Pengurangan Resiko Bencana, Uniga Ambil Bagian
Seminar Nasional Kebencanaan yang digagas Perguruan Tinggi Luncurkan Program Pengurangan Resiko Bencana di Aula Kampus Universitas Garut, Rabu (12/1)
0 Komentar

GARUT – Forum Perguruan Tinggi meluncurkan program pengurangan resiko bencana di Jawa Barat. Universitas Garut mengambil bagian dalam membentuk lembaga kajian mengenai kebencanaan.

“Sebagai langkah konkrit kita (perguruan tinggi, red) coba dulu membuat lembaga, kajian-kajian yang komprehensif dari berbagai macam perspektif bagaimana Garut ini menghadapi masalah bencana,” kata Rektor Universitas Garut Dr. Ir. H. Abdusy Syakur Amin, M.Eng kepada wartawan usai Seminar Nasional Hidrometeorologi di Kampus Uniga, Rabu (12/1).

Menurutnya, mitigasi dan penyelesaian masalah bencana tidak hanya bisa dilakukan secara parsial. Tetapi kata Syakur, penyelesaian masalah kebencanaan harus melibatkan banyak pihak, salah satunya perguruan tinggi.

Baca Juga:Menko Airlangga : Jaga Momentum Pemulihan Ekonomi, Pemerintah Lanjutkan Koordinasi dan SinergiPutri Gus Dur Sikapi Aksi Tendang Sesajen di Semeru

“Kita akan mengadakan pelatihan, termasuk membuat mata kuliah pilihan (mengenai kebencanaan, red). Saat ini Garut itu masuk sebagai daerah kedua di jabar dan kelima di Nasional yang memiliki potensi kebencanaan. Sehingga kita harus menyiapkan diri sehingga dampaknya tidak terlalu parah atau besar,” katanya.

Bupati Garut Rudy Gunawan mengakui, bencana hidrometeorologi di Garut menjadi ancaman bagi sejumlah wilayah. Untuk itu, upaya mitigasi menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan guna mencegah terjadinya dampak yang lebih besar.

“Kita mengharapkan ada mitigasi yang pas lah, jangan saling menyalahkan,” kata Rudy.

Pihaknya menginginkan upaya pencegahan dan penyelesaian masalah kebencanaan dilakukan dengan ahlinya atau bersifat teknokratik.

Ia pun menambahkan, jika ada bencana maka semua pihak harus bekerjasama untuk menyelesaikan masalah tersebut, jangan dikaitkan dengan urusan politik.

“Kita mengapresiasi (langkah perguruan tinggi membuat forum pengurangan risiko bencana, red). Jadi nanti kalau ada kebencanaan itu diskusikan saja, besar atau kecil. Sehinggga ada rekomendasi dari orang-orang yang pintar, kan ada kajian. Kalau ilmuan kan bisa menjadi referensi,  beda kalau Bupati yang ngomong, jadi ini strategis,” katanya. (erf)

0 Komentar