Pemdaprov Jabar Terus Genjot Ekpor Komoditas Secara Mandiri

Pemdaprov Jabar Terus Genjot Ekpor Komoditas Secara Mandiri
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jabar mencetuskan program Kompor (Kolaborasi Optimalisasi UMKM Ekspor)
0 Komentar

Radar Garut – Untuk meningkatkan kapasitas produk Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) Jawa Barat (Jabar), Pemdaprov Jabar saat ini sudah mulai diminati oleh konsumen Mancanegara melalui jasa eksportir.

Untuk dapat memiliki kemampuan ekspor secara mandiri, Pemdaprov Jabar melalui Dinas Perindustrian dan perdagangan (Disperindag) terus gencar melakukan edukasi dalam bentuk pelatihan mengenai prosedur ekspor.

Kepala Disperindang Jabar Iendra Sofyan mengatakan, sebetulnya pengembangan kapasitas UMKM bukan merupakan tanggungjawab satu dinas saja. Tapi semua stakeholders turut berperan.

Baca Juga:Hari Keduabelas, BIN Jabar Buka Vaksinasi Covid-19 di Desa Pasanggrahan Sambil Bagikan 100 Paket SembakoKomitmen Transformasi Kuat, BRI Terapkan Digitalisasi Permudah Transaksi Nasabah

‘’Guna memberikan wawasan ekspor mandiri kepada petani dan pelaku UMKM, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jabar mencetuskan program Kompor (Kolaborasi Optimalisasi UMKM Ekspor),’’ kata Iendra Sofyan ketika ditemui di Gedung Sate, Sabtu, (9/10).

Dia mengakui, meski prosentase ekpor produk UMKM masih relatif kecil, para pelaku UMKM dituntut untuk mengetahui mengenai tata cara ekspor. Sehingga dapat diperoleh efesiensi biaya.

Ekspor Jabar selama ini didominasi produk dan pengusaha besar mencapai 98 persen. Sisanya atau 2 persen diekspor pelaku UMKM.

Untuk itu diperlukan kolaborasi dari setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Dinas pertanian untuk peningkatan kualitas dan kuantitas produk.

Dinas UMKM untuk pembinaan ekspor dan dinas-dinas lainnya. Termasuk kerjasasama dengan pemerintah pusat dan pihak swasta.

Iendra mengatakan pelaku UMKM sangat antusias dengan program Kompor. Mereka mengaku sangat membutuhkan bantuan khususnya pelatihan ekspor.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan UMKM untuk mencapai ke level ekspor adalah 1A +4K, yakni administrasi + kualitas, kuantitas, kontinuitas, dan kemasan.

Baca Juga:Yudha, Anggota DPRD Garut Tersentuh Ketika Mengunjungi Korban Kebakaran di Banjarwangi, Korban Begitu TegarRekomendasi Bagi Warga Garut, Tempat Gym Baru Dibangun Istri Kapolsek Bayongbong

“Akan kita bantu yakni administrasi, kualitas, kuantitas, kontinuitas, dan kemasan atau 1A + 4K,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Perkebunan Jabar Jafar Ismail mengatakan, komoditas perkebunan yang sudah ekspor lumayan banyak.

Kopi asli Jawa Barat merupakan komoditas ekspor yang saat ini mengalami peningngkatan. Selain itu Coklat juga melalui diminati, Kelapa, vanila dan Ubi Cilembu.

“Bulan lalu sudah ada petani kopi yang dapat ekspor langsung, sebelumnya melalui eksportir. Berarti sudah mulai ada kemampuan UMKM untuk ekspor mandiri,” jelasnya.

Jafar menambahkan luas wilayah perkebunan Jabar mencapai 470 hektare, yang mana 89 persen milik rakyat, 11 persen merupakan perkebunan negara, dan sisanya dikelola swasta.

0 Komentar