Masyarakat Peduli Pendidikan Minta Pemkab Garut Segera Perbaiki Sekolah Rusak

Masyarakat Peduli Pendidikan Minta Pemkab Garut Segera Perbaiki Sekolah Rusak
Wakil Bupati Garut meninjau kelas ambruk di SDN I Bunisari (ist)
0 Komentar

GARUT – Atas insiden ambruknya SDN 1 Bunisari, Kecamatan Malangbong, Masyarakat Peduli Pendidikan Kabupaten Garut, Nunung Komalasari meminta agar Pemerintah Kabupaten Garut segera memperbaiki sekolah-sekolah rusak.

Hal itu kata Nunung agar insiden serupa tidak terjadi lagi untuk yang kesekian kalinya.

” Menurut saya ini merupakan kejadian yang luar biasa. Atap kelas ambruk dan menimpa siswa. Beruntung tidak ada korban jiwa,” ujar Nunung.

Baca Juga:Tak Punya Lahan, SDN 2 Majasari Bangun Perpustakaan di Lantai AtasRidwan Kamil: Harus Murah, Bersih, Berkelanjutan, Berkeadilan

” Karena itu Pemerintah Kabupaten Garut melalui Dinas Pendidikan untuk segera menginventarisir sekolah-sekolah yang kondisinya sudah rusak dan segera memperbaikinya,” tambahnya.

Nunung menyebut bahwa Dinas Pendidikan Kabupaten Garut seolah lalai dalam kasus SDN 1 Bunisari ini. Pasalnya dari berita di media online bahwa sekolah ini dibangun pada tahun 1983 dan belum pernah diperbaiki.

” Saya yakin pihak sekolah sudah mengusulkan bantuan dan melaporkan kondisinya. Kalau pun pihak sekolah tidak melaporkan semestinya Dinas Pendidikan punya data sekolah mana saja yang belum pernah mendapatkan rehab. Di sini ada kelalaian,” ujarnya.

Terlebih lagi kata Nunung, kasus ambruknya atap kelas bukan kali ini saja terjadi. Pada bulan Maret 2022 lalu, SDN 3 Banjarsari, Kecamatan Bayongbong juga ambruk tiga kelas sekaligus. Beruntung tidak ada korban luka dalam kasus tersebut.

” Maka dari itu Dinas Pendidikan harus segera mendata terutama sekolah yang sudah lama dibangun dan belum pernah mendapatkan rehab,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Kepala SDN 1 Bunisari, Kecamatan Malangbong, Haryati menerangkan bahwa mayoritas kelas di sekolahnya sudah dalam kondisi rusak.

Dari 8 kelas yang ada, 6 kelas diantaranya sudah buruk kondisinya.

“Semuanya ada 8 ruangan kelas, cuma yang 6 kelas sudah jelek,” ujarnya ketika dihubungi melalui sambungan selulernya, Selasa 4 Oktober 2022.(fer)

0 Komentar