Kurangnya TPS Jadi Permasalahan Sampah di Garut

seorang ibu dan anaknya yang terdampak penumpukan sampah plastik
seorang ibu dan anaknya yang terdampak penumpukan sampah plastik
0 Komentar

Garut- Sampah plastik selalu menjadi masalah besar dalam pencemaran lingkungan. Sifat sampah plastik yang sulit terurai, serta proses pengolahannya yang menimbulkan toksit dan bersifat karsinogenik, butuh waktu sampai ratusan tahun untuk bisa terurai secara alami.

Sampah plastik menjadi permasalahan yang perlu diselesaikan dengan kerja sama semua pihak. Distribusi sampah plastik yang tidak teratur dapat merusak banyak habitat, termasuk laut, tanah, bahkan menjadi polutan udara.

Di Garut sendiri, dampak negatif dari penumpukan sampah plastik semakin memprihatinkan, kurangnya tindakan lebih lanjut dalam hal pengelolaan sampah plastik menjadi salah satu masalah yang timbul di masyarakat.

Baca Juga:Satpol PP Garut Ajak Masyarakat Patuhi Perda Terkait SampahGarut Zero Waste Ingin Pengelolaan Sampah Masuk Kurikulum Pendidikan

Ditta Fitri (23), warga Desa Sanding, Kec. Malangbong mengatakan, kurangnya Tempat Pembuangan Sementara (TPS) menjadi permasalahan utama terkait pengelolaan sampah di lingkungannya.

“Kesadaran masyarakat terhadap sampah yang mereka hasilkan dengan tidak memilahnya. Sehingga sampah yang ada di lingkungan menjadi tercampur antara organik dan anorganik,” ucapnya saat diwawancarai tim Radar Garut, Jum’at (15/9/23).

Di tempat lain, Herri Mulyadi (27), Ketua RW Kp. Nagrak, Desa Sanding, Kec. Malangbong, mengatakan hal yang sama terkait kurangnya lahan untuk pengelolaan sampah plastik.

“Kurangnya lahan atau tempat untuk pembuangan atau pembakaran sampah. Sehingga masih ada yang membuang sampah sembarangan di jalanan,” ujar Herri.

Meskipun pemerintah telah melakukan berbagai langkah dalam mengatasi permasalahan sampah plastik, namun nampaknya belum secara optimal dalam proses pengelolaannya.

Perlu adanya tindakan lebih lanjut dalam hal pengelolaan sampah plastik yang lebih efektif, seperti penerapan sistem daur ulang yang lebih luas, edukasi masyarakat tentang pengurangan penggunaan plastik, dan penegakan hukum terhadap pelanggaran pengelolaan sampah.

Dalam hal ini, kolaborasi dari berbagai pihak untuk mengatasi permasalahan sampah plastik sangat dibutuhkan. Pemerintah, sektor swasta, organisasi non-pemerintahan, dan masyarakat harus bersama-sama berupaya mengurangi produksi, meningkatkan pengelolaan dan mempromosikan penggunaan bahan pengganti plastik yang ramah lingkungan.

Baca Juga:Wimnus Kembali Bekerja Sama Dengan IPI, Membangun Semangat Anak Muda dalam BerwirausahaNonton Samurai X Rurouni Kenshin di Aplikasi Bstation

“Menurut saya ide dalam mengurangi sampah adalah dengan membuat program yang disalurkan kepada masyarakat dan diterapkan, bukan hanya sekedar bicara, atau dimulai dari diri sendiri sebelum mengedukasi orang lain. Saran dalam meningkatkan kesadaran harusnya digaungkan kembali oleh pemerintah maupun masyarakat pentingnya pengolahan sampah, dan menjunjung nilai zaman dulu dengan membiasakan membuat makanan dengan wadah yang mudah didaur seperti besek,” ucap Ditta. (Rizaludin)

0 Komentar