Kisah Seorang Janda Miskin di Garut dengan Segudang Cita-cita Anaknya

Kisah Seorang Janda Miskin di Garut dengan Segudang Cita-cita Anaknya
Rohaeni tinggal di rumah dengan kondisi nyaris ambruk ( foto Mia Helmiyani)
0 Komentar

SEBUAH rumah yang sangat sederhana, terlihat sudah tua tanpa jendela di Kampung Cihaur, Desa Lebak Agung, Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut.

Rumah dengan dinding bilik itu tampak berwarna hitam efek dari asap kayu bakar di perapian. Tampak seorang perempuan paruh baya dengan uban sudah memenuhi seluruh rambutnya.

Ruangan yang tidak besar membuat penghuninya terpaksa berdesak-desakan tanpa kursi dan meja. Inilah rumah Rohaeni perempuan yang sudah 13 tahun menjanda. Di rumah inilah Ia berjuang membesarkan keempat anaknya sendirian.

Baca Juga:PHBS Kunci Sederhana Terhindar dari Berbagai PenyakitPenyelewengan Bansos Terstruktur

Rumah yang mereka tinggali itu sebetulnya bukan milik Rohaeni ataupun almarhum suaminya, rumah itu merupakan peninggalan saudara Rohaeni. Namun sudah sangat lama dia tinggal di rumah itu, kurang lebih sudah 40 tahun.

Rumah reyot ini menjadi saksi perjuangan Rohaeni semenjak ditinggal suaminya. Ada begitu banyak cerita suka dan duka di dalam rumah yang sebagian bangunannya sudah hampir roboh ini.

Ketika ditemui di rumahnya itu, Rohaeni bercerita tentang bagaimana sulitnya kehidupannya selama ini. Bahkan sekedar mendapatkan seonggok beras untuk satu hari saja sangat sulit baginya.

Alat masaknya pun masih sangat sederhana karena menggunakan kayu bakar. Terkadang ia tidak masak, bahkan sekarang sudah jarang sekali masak dengan lauk pauknya yang enak.

Telur adalah lauk pauk paling mewah di keluarganya. Ia tak mampu membeli lauk lebih dari itu. Hampir setiap hari ia membeli gorengan untuk makan pagi dan sore. Bagi dia, tak peduli gorengannya sudah dingin yang terpenting anak-anaknya bisa makan.

Meskipun kompor gas sudah dipakai oleh sebagian besar tetangganya, tapi Rohaeni tetap bertahan dengan kayu bakar. Bukan tidak memiliki kompor gas, namun menyadari ruangannya sangat sempit. Dan ia takut jika kompor gasnya bermasalah tanpa sepengetahuannya bisa saja melahap rumah kecilnya ini. Tak peduli muka mereka hitam karena asap.

Di dalam hati terdalam, seringkali ia mengeluh karena tak bisa memberikan kebahagiaan seperti orang tua pada umumnya kepada anak-anaknya. Namun, ia berusaha tegar di depan anak-anaknya dan berusaha untuk menenangkan saat keinginan anak-anaknya tidak bisa ia penuhi.

0 Komentar