Kemitraan Pendidikan Tinggi Vokasi Diperluas

Kemitraan Pendidikan Tinggi Vokasi Diperluas
0 Komentar

Terkait Politeknik Negeri Bali (PNB), kata Saufi, menjadi salah satu politeknik yang memiliki pola kemitraan, baik dengan UMKM maupun industri besar.

Pada sektor UMKM, PNB mengembangkan kemitraan dengan berbagai UMKM dengan menggandeng Badan Usaha Milik Desa (Bumdes). Sedangkan, pada industri besar, saat ini PNB membangun kerja sama dengan Hotel Kempinski dalam pengembangan kurikulum, magang, hingga perekrutan lulusan.

“Selain PNB, Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor (SV IPB) yang merupakan penerima Program Penguatan Kemitraan Pendidikan Tinggi Vokasi dengan IDUKA turut menggandeng UMKM sebagai mitra,” ujarnya.

Baca Juga:Kulkas Meledak, Menyebabkan Rumah Warga Garut Hangus TerbakarSikapi Informasi Gempa Megathrust, Pemkab Garut Siapkan Peta Kontijensi, Mitigasi, dan Emergensi

Kemitraan dalam bentuk modernisasi fasilitas praktik, capacity building sumber daya manusia vokasi dan UMKM, penguatan kelembagaan UMKM, dan pemanfaatan digital marketing pada pemasaran produk ternak unggas di Kabupaten Bogor. IPB memiliki inkubator bisnis untuk mempercepat hilirisasi produk ke pasar.

Tahun depan, Direktorat Mitras DUDI merencanakan program penguatan riset terapan dan inkubator bisnis. Dengan program ini, pendidikan tinggi vokasi diharapkan mampu memiliki satu entitas organisasi yang berperan sebagai akselerator ekonomi, baik bagi pendidikan tinggi vokasi, IDUKA, dan yang terpenting bagi masyarakat.

Wakil Kepala Lembaga STP IPB, Rokhani Hasibullah mengungkapkan, inkubator bisnis berperan dalam memfasilitasi pelaku usaha agar produk siap dipasarkan. Adapun yang dilakukan adalah merancang dan mengimplementasikan program inkubasi bisnis dan program akselerasi bisnis untuk mempercepat pengembangan bisnis tenant dan pelaku UMKM.

Rokhani mengapresiasi Direktorat Mitras DUDI terhadap program pengembangan kemitraan pendidikan tinggi vokasi dengan Vokasi. Pasalnya, keberadaan inkubator bisnis saat ini masih fokus kepada produk yang dikembangkan oleh perguruan tinggi itu sendiri sehingga belum mencakup pelaku usaha yang luas.

“Memang untuk UMKM dari luar masih terbatas. Maka dari itu, strateginya adalah melalui program Kementerian, sehingga inkubator bisnis dapat mendampingi pelaku UMKM. Mahasiswa bisa terjun, membantu segala persoalan di UMKM, tetapi dananya sudah difasilitasi oleh kementerian,” pungkasnya. (der/fin)

Laman:

1 2
0 Komentar