IMM Garut Gelar FGD, Penguatan Moderasi Beragama Menuju Kehidupan Beragama yang Damai dan Toleran

FGD
FGD. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kabupaten Garut bersama Forum Santri Jawa Barat dan Forum Moderasi Beragama Jawa Barat menggelar Focus Grup Diskusi (FGD) bertajuk \"Penguatan Moderasi Beragama\".
0 Komentar

GARUT – Dalam menanggapi tantangan kemajemukan beragama serta mempromosikan kedamaian dan toleransi antar umat beragama, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kabupaten Garut bersama Forum Santri Jawa Barat dan Forum Moderasi Beragama Jawa Barat menggelar Focus Grup Diskusi (FGD) bertajuk “Penguatan Moderasi Beragama”.

Kegiatan yang digelar di Garut ini melibatkan sejumlah narasumber dan pihak terkait yang memiliki peran penting dalam membangun moderasi beragama. Di antaranya adalah H. Dodo Hudaya, Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Garut, Mayor Inf Jaja dari Kodim 0611 Garut, serta Dr. H. Saepuloh, S. Ag., Kepala Kementerian Agama Kabupaten Garut.

Turut hadir dalam forum ini tokoh-tokoh seperti AKP Hasan Sadikin dari Kepolisian Resort Garut, Welman sebagai Wakil Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB), serta Drs. H. Barnas Adjidin, M.M., M.Pd., yang mewakili Pemerintah Kabupaten Garut.

Baca Juga:Majukan Kekayaan Intelektual, Kanwil Kemenkumham Jabar Gelar Sosialisasi dan Promosi IG dan Merek KolektifDirjenpas Dorong Transformasi Pemasyarakatan 2024, Fokus Deteksi Dini dan Pemberantasan Narkoba

“Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat membangkitkan semangat persatuan generasi muda, mahasiswa, dan pelajar dalam menciptakan sikap toleransi antar umat beragama,” ujar Ketua Pelaksana Kegiatan Deklarasi Moderasi Beragama PC IMM Kabupaten Garut, Andri Andreans Hidayah.

Ketua Umum PC IMM, Hegar al-Bukhari, menggarisbawahi bahwa angkatan pemuda, baik pelajar maupun mahasiswa, mudah terpengaruh. “Inti dari moderasi beragama adalah adanya toleransi,” katanya.

Kepala Kementerian Agama Garut, Sapuloh, menjelaskan bahwa moderasi adalah tentang kehidupan, kedamaian, dan keadaban. “Kata kuncinya adalah akhlak, yang harus dimiliki oleh seluruh manusia, baik yang menganut agama Kristen, Islam, Hindu, maupun Buddha,” jelasnya.

Ia menyebut bahwa ada tiga sektor pendidikan yang berperan dalam pembentukan akhlak manusia, yakni pendidikan informal dari sektor keluarga, pendidikan formal mulai dari TK hingga Perguruan Tinggi, dan pendidikan implemental melalui lingkungan, di mana tokoh masyarakat menjadi pemahaman awal bagi masyarakat luas mengenai moderasi beragama.

Kegiatan FGD yang diselenggarakan di Gedung Muhammadiyah tersebut dihadiri oleh sekitar 238 peserta, terdiri dari mahasiswa, santri, serta siswa dan siswi. (*)

0 Komentar