Dana BOS Boleh Untuk Belanja Kebutuhan Pembelajaran Jarak Jauh

Dana BOS Boleh Untuk Belanja Kebutuhan Pembelajaran Jarak Jauh
0 Komentar

Komisioner Bidang Pendidikan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Retno Listyarti mengatakan bahwa penyiapan infrastruktur sekolah tidak bisa mengadalkan dana BOS, karena sangat tidak mencukupi.

Menurutnya, untuk penyiapan infrastruktur sekolah butuh dana yang tidak sedikit dalam melakukan penyiapan infrastruktur adaptasi budaya baru di satuan pendidikan.

“Tidak bisa hanya mengandalkan dana BOS, tetapi juga BOSDA dan dukungan angaran Komite Sekolah,” kata Retno.

Baca Juga:Baznas Kukuhkan Desa Sadar ZakatCegah Pikun dengan Cara Ini

Berdasarkan data survei KPAI yang melibatkan 6.729 sekolah menunjukkan, inftastruktur pendukung budaya bersih dan sehat di satuan pendidikan, baik sekolah maupun madrasah masih minim bahkan sebelum pandemi. Misalnya, sarana dan prasarana toilet, wastafel, sabun cuci tangan, tisu, dan lain-lain.

“Sebelum pandemi, hampir semua sekolah sudah memiliki wastafel, hanya saja jumlahnya sedikit dan belum menyebar, serta terkonsentrasi di toilet sekolah, padahal wastafel sangat diperlukan dalam adaptasi kebiasaan baru di sekolah, karena anak harus sering cuci tangan,” tuturnya.

KPAI mencatat, ketersediaan sabun cuci tangan sebelum pandemi hanya 67 persen sekolah sudah menyediakan sabun hanya di toilet sekolah, 28 persen kadang-kadang menyediakan dan 5 persen menyatakan tidak pernah menyediakan.

“Saat buka sekolah dilakukan, sabun cuci tangan wajib ada di setiap wastafel depan kelas, bukan hanya di toilet sekolah,” ujarnya.

Penyediakan tisu di toilet sekolah sebelum pandemi covid 19, kata Retno, hanya dilakukan oleh 27 persen, sedangkan 41 persen sekolah menyatakan kadang-kadang menyediakan tisu, dan 32 persen menyatakan tidak pernah menyediakan tisu.

“Padahal, kalau cuci tangannya sudah benar, tetapi tidak ada sarana mengeringkan, maka anak kemungkinan mengelap tangannya di benda yang kemungkinan kurang steril,” imbuhnya.

Menurut Retno, saat pembelajaran tatap muka, seluruh sarana dan prasarana itu tersedia dalam jumlah yang mencukupi antara sarananya dengan jumlah siswa dan guru.

Baca Juga:Jungkook BTS Ultah, Fans Siapkan Hadiah FantastisPCR Ditambah, Gugus Tugas Garut Bisa Kebut Tes Usap

Selain itu juga, dibutuhkan bilik disinfektan, thermogun, air yang mengalir, ruang isolasi sementara, dan seluruh petunjuk arah, serta seluruh protokol kesehatan/SOP dalam adaptasi budaya baru di sekolah.

“Semua itu butuh anggaran yang tidak kecil. Jadi, seharusnya politik anggaran mulai diarahkan ke pendidikan, terutama penyiapan infrastruktur untuk memenuhi protocol kesehatan,” pungkasnya. (der/fin/RP)

0 Komentar