RADAR GARUT – Selama ini Capres Prabowo Subianto dicitrakan dengan karakter yang gemoy. Namun citra tersebut seolah luntur dengan sikapnya yang emosional, terutama dalam debat capres ke-3 beberapa waktu lalu.
Bahkan ketika kampanye di Pekanbaru, Prabowo juga meluapkan kekesalannya dan mengucapkan kata kasar.
Pernyataan prabowo dalam kampanye di Pekanbaru ini pun viral di berbagai media sosial dan menjadi pemberitaan media nasional.
Baca Juga:Akibat Banjir yang Menerjang Braga Bandung, Penyakit Mengintai Warga3 Balita Tewas di Sukabumi, Kecamatan Nyalindung Nonaktifkan Proyek Tambang
Beberapa kalangan pun menganggap bahwa kata kasar Prabowo bukan sikap seorang negarawan.
Hal itu menyebabkan citra gemoynya pun luntur dengan sikapnya yang emosional itu.
Pengamat Politik Hendri Satrio menilai, citra Gemoy dibangun sebagai strategi personal branding capres 02.
Hal ini dimaksudkan untuk mengesankan bahwa Prabowo yang berlatar belakang militer juga mempunyai sisi santai dan bisa diterima masyarakat dengan baik.
Namun sayang, ketika karakter aslinya keluar, citra gemoy tersebut menjadi luntur.
‘’Saat ini masyarakat sudah melihat bahwa mantan Danjen Kopassus itu emosian,’’ ujar dia.
Dosen Universitas Paramadina itu menilai, sejak diumumkan berpasangan bersama Gibran, Prabowo sebetulnya memiliki survei yang baik. Akan tetapi Prabowo terlampau percaya diri dan kurang baik dalam menjaga sikapnya.
Baca Juga:Petugas Gabungan Razia Pelajar di Karawang yang Gunakan Knalpot BisingDPC PDI Perjuangan Garut Kampanyekan Visi Misi Ganjar dan Gelar Tebus Murah Sembako
“Karena dia merasa menjadi penguasa ya, dia merasa bisa melakukan apa saja dan mengatakan apa saja. Nah, itu juga menurut saya kenapa kemudian letupan emosi itu sering keluar,” ucap Hendri.
“Tapi kalau blunder terus bisa saja ditinggalkan oleh pemilihnya dan kalah duluan di putaran pertama,” tambahnya lagi.
Berita ini sudah terit di Jabar Ekspres (Grup Radar Garut) dengan judul” Citra Gemoy Luntur Setelah Karakter Asli Prabowo Keluar”