Benarkah Ucapan: Aku Tak Takut Korona, Aku Hanya Takut Allah

0 Komentar

Allah Ta’ala memaklumi adanya takut seperti ini pada diri manusia. Karena itu bagian dari fitrah yang Allah tanamkan pada diri manusia. Sehingga tidak perlu dipertentangkan dengan takut kepada Allah.

Bahkan manusia yang mulia yaitu para Nabi, pun merasakan takut ini. Sebut saja Nabi Musa ‘alaihis salam. Allah Ta’ala berfirman,

“Maka keluarlah Musa dari kota itu dengan rasa takut, waspada (kalau ada yang menyusul atau menangkapnya). Dia berdoa, “Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zhalim itu.” (QS. Al-Qashash: 21)

Baca Juga:Baru Tiga Hari Bebas Kembali Nyuri Uang Bidan, Digaruk Lagi oleh PetugasKabar Duka, Didi Kempot Meninggal Dunia

Saat Allah menunjukkan mukjizat Nabi Musa di hadapan para penyihir Fir’aun, ketika tongkat beliau berubah menjadi ular, Musa gelisah ketakutan.

“Lemparkanlah tongkatmu!” Maka ketika (tongkat itu menjadi ular dan) Musa melihatnya bergerak-gerak seperti seekor ular yang gesit, larilah dia berbalik ke belakang tanpa menoleh. ”Wahai Musa! Jangan takut! Sesungguhnya di hadapan-Ku, para rasul tidak perlu takut.” (QS. An-Naml: 10)

Melihat kisah Nabi Musa itu, beliau pun takut kepada ular. Beliau tidak lantas mengatakan aku tidak takut ular, aku hanya takut kepada Allah.

Padahal kita tahu kualitas keimanan Nabi Musa seperti apa. Karena itu, Allah Tuhan yang maha tahu isi hati manusia dan Allah tidak mengingkari adanya takut jenis itu pada diri Nabi Musa.

Takut kepada Allah harus didasari ilmu. Bukan bermodal semangat saja.

Di dalam Al-Qur’an, Allah menyandingkan rasa takut kepadaNya dengan ilmu.

“Hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah orang-orang yang berilmu (ulama). Sungguh, Allah Mahaperkasa, Maha Pengampun.” (QS. Fathir: 28)

Maka dari itu, tidak cukup hanya bermodalkan semangat, namun beragama adalah juga dengan ilmu.(muslim.or.id/red)

Laman:

1 2
0 Komentar