Bansos Gubernur di Desa Cintarakyat Garut Berkurang Drastis

Bansos Gubernur di Desa Cintarakyat Garut Berkurang Drastis
Kepala Desa Cintarakyat, Endang Gumilar menunjukkan gudang penyimpanan beras untuk bantuan sembako (Feri Citra Burama)
0 Komentar

Dari 113 Menjadi 24 Penerima

RadarPriangan.com, GARUT – Pemerintah Desa Cintarakyat, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, benar-benar kawalahan bagaimana menjelaskan kepada masyarakat kaitan pengurangan bantuan Gubernur (bangub) Jabar.

Pasalnya, kuota bangub yang semula mendapatkan sebanyak 113 penerima, pada periode kedua ini hanya akan mendapatkan 24 penerima saja. Pengurangannya sangat drastis dan ini jelas membuat kaget pihak desa.

Kepala Desa Cintarakyat, Endang Gumilar menjelaskan, bantuan berupa sembako dan uang tunai itu, semula juga dirasakan belum bisa meng-cover seluruh warga yang terdampak. Apalagi jika sekarang jumlahnya berkurang drastis.

Baca Juga:Rp 23 miliar APBD Ciamis Siap Dikucurkan untuk Bansos Covid-19Seniman Ciamis Temukan Alat Musik Baru, Namanya Kolotik

Berdasarkan pengecekan pihaknya, sisa kuota sebanyak 24 penerima itu merupakan penerima non-DTKS (non data terpadu kesejahteraan sosial).

Endang menduga, pengurangan bangub ini dikarenakan terlambatnya informasi yang diberikan pendamping kepada RT RW. Karena berdasarkan informasi dari desa lain, RT RW yang berperan dalam verifikasi dan validasi (verval) data kepada Gubernur melalui aplikasi sapa warga.

“Permasalahannya RT RW kurang info. Pendamping telat memberi tahu kepada RT RW. Jadi kemarin itu diberitahunya tanggal 16,” ujar Endang, didampingi Sekdes Cintarakyat.

Karena itu, kemudian pihaknya bersama RT RW dan pendamping bansos, kembali melakukan verval data untuk tahap ketiga. Diharapkan untuk tahap ketiga nanti kuota bansos kembali ke semula bahkan bisa bertambah.

Yang paling rentan kata Endang Gumilar, dampak sosial yang terjadi di masyarakat. Karena dari awalnya mereka menerima bantuan, tiba-tiba pada periode kedua ini tidak mendapatkan bantuan tersebut.

Jelas ini akan berdampak buruk terhadap pemerintahan desa. Dikhawatirkan terjadi dugaan yang tidak baik kepada desa. Dikira masyarakat, desa lah yang mengambil bantuan tersebut.

“Masih mending kalau dari awalnya tidak menerima, kemudian nanti menerima. Dibanding dari awal menerima tiba-tiba tidak menerima,” kata Endang.

Baca Juga:Pasien Positif Korona KC-32 Garut dari Kecamatan BayongbongPasien Positif Covid-19 Kabupaten Garut Bertambah Lagi 1 Orang

Lebih jauh Endang menjelaskan, untuk bansos lainnya yang dari pemerintah pusat seperti BLT DD, Kemensos dan bantuan dari Bupati Garut, tidak ada pengurangan. Jumlahnya normal seperti semula.

Termasuk bantuan rutin seperti kartu sembako (BPNT) dan PKH juga diperkirakan akan tetap normal.

Bahkan untuk bantuan sembako, Endang memastikan dari segi kualitas dan kuantitas akan terjamin, karena desa ikut mengawal dan mengamankan sembako yang akan dibagikan tersebut. (fer/RP)

0 Komentar