3 Sapi Milik Warga Banjarnegara Dipotong Paksa Akibat Terjangkit PMK

3 Sapi Milik Warga Banjarnegara Dipotong Paksa Akibat Terjangkit PMK
0 Komentar

BANJARNEGARA – Penyakit mulut dan kuku (PMK) membuat peternak di Banjarnegara, Jawa Tengah, resah.

Mereka resah penyakit PMK ini mengakibatkan kerugian.

Terbukti, hewan ternak yang terjangkit PMK langsung dipotong paksa.

Padahal sedianya hewan ternak tersebut akan dijual belikan dan untuk hewan kurban Idul Adha.

Pedagang sekaligus peternak sapi dari Desa Karangjambe, Kecamatan Wanadadi, Fahrudin mengatakan, akibat PMK dia terpaksa melakukan potong paksa terhadap 3 sapi miliknya yang terjangkit PMK.

“Tiga ekor kemarin yang potong paksa,” kata dia, Selasa 24 Mei 2022.

Dia terpaksa memotong paksa 3 sapinya.

Satu ekor sapi karena kondisi badannya besar.

Sedangkan 2 ekor lainnya merupakan sapi untuk persiapan Idul Adha.

“Daripada rugi terlalu banyak, mending dipotong,” ujarnya.

Baca Juga:6 Kasus PMK Ditemukan di BantenSempat Hijrah, Begini Profil Singkat Gary Iskak Aktor yang Konsumsi Narkoba Dua Kali

Karena potong paksa, peternak mendapat uang lebih sedikit dibandingkan dijual dalam keadaan normal.

“Tetap rugi, sapi berat 750 kilo x 55 ribu. Kemarin cuma dapat daging 200 kilo, dibayar Rp 110 ribu,” jelasnya.

Sehingga ia memperoleh uang Rp 22 juta.

Dikatakan, jika dijual dalam kondisi normal harganya mencapai Rp 41 juta lebih. Dua ekor lainnya, beratnya sekitar 300 kilogram per ekor.

“Selisihnya jauh,” ujarnya.

Sedangkan dua ekor lainnya, beratnya masing-masing sekitar 300 kilogram. Saat potong paksa, didampingi dokter hewan dari rumah potong hewan.

“Tulang, kulit, kepala, kaki, jeroan dikubur. Cuma diambil dagingnya saja,” jelasnya.

Fahrudin memelihara 87 ekor sapi, dan yang terkena PMK 86 ekor. Satu tidak terjangkit meskipun dalam kandang yang sama.

“Mungkin daya tahannya lebih kuat,” ungkapnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, saat ini kondisinya mulai membaik dan mulai pemulihan.

Baca Juga:Alvin Faiz Akan Punya Anak LagiMesut Ozil Makan Rendang dan Gado-gado di Jakarta

“Ada satu dua yang berdirinya masih susah, tapi yang lainnya makan udah mulai banyak,” ungkapnya.

Fahrudin berharap kondisi kembali normal dan tidak ada sapi yang dipotong paksa lagi. Untuk menghindari penularan, dia sementara tidak mendatangkan sapi dari daerah lain.

“Pasar masih tutup. Mau tidak mau menghabiskan yang di kandang dulu,” lanjutnya.(Disway)

0 Komentar