GARUT – Ketua Pengurus Cabang Istimewa (PCI) NU, Prof. Dr. Nadirsyah Hosen atau yang akrab disapa Gus Nadir, membahas fiqih sosial terkait penggunaan media sosial. Dalam sebuah tausiah yang dibungkus dalam ngaji bareng di Masjid Agung Garut Selasa 19 November 2024, Gus Nadir menyampaikan fenomena di media sosial.
Gus Nadir menekankan pentingnya membahas fiqih sosial kaitan penggunaan media sosial di tengah masyarakat.
” Ini terkait fiqih sosial yang berkaitan di medsos, jadi kita ingin mengatakan bahwa selama ini fiqih kita itu fiqih ibadah. Ada orang yang alim secara ritual tapi secara sosialnya bermasalah, seakan akan semakin dia alim semakin beragama, dia semakin jauh dengan masyarakat,” Ujar Gus Nadir, saat diwawancarai oleh sejumlah awak media usai kegiatan.
Baca Juga:Jelang Debat Publik Kedua, Syakur Amin: Kita Akan Persiapkan yang TerbaikYudha Anggota DPRD Garut Bersama Disdik Serahkan Bantuan Sembako dan Perlengkapan Sekolah Pada Anak Yatim
Gus Nadir menyampaikan satu fenomena yang sangat mengkhawatirkan di tengah masyarakat, kaitan penggunaan medsos. Ia mengatakan, fenomena itu adalah saling menghakimi.
Ada fenomena ketika seseorang belajar agama Islam, dia merasa bahwa yang lain berdosa semua.
” Saling menghakimi masyarakat, ketika dia semakin belajar agama islam, dia merasa bahwa yang lain berdosa semua. Ini ada fenomena seperti itu, apalagi sekarang ini ditambah dengan dunia medsos, dimana sering menghakimi siapa yang salah dan siapa yang benar,” katanya.
” Jadi ada penelitian ketika ditanya darimana kamu tahu penafsian A benar atau salah, dan (jawabanya) seberapa banyak like dan share, seakan akan disebut benar kalau yang like dan sharenya banyak,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa masalah ini terjadi karena salah paham dalam memahami agama.
” Jadi saya katakan justu semakin kita mengaji, semakin harus membersihkan hati kita. Orang yang membersihkan hati itu berarti ia mengakui bahwa ada yang kotor di hatinya, sehingga perlu dibersihkan,” jelasnya.
Gus Nadir mengimbau agar masyarakat bisa lebih bijak dalam mencerna informasi khususnya di medsos.
Baca Juga:KPU Garut Pastikan Debat Publik Calon Bupati Putaran Kedua Akan Berbeda dengan yang PertamaYudha Puja Turnawan Kunjungi Korban Kebakaran di Desa Keresek, Pemkab Garut Diharapkan Kolaborasikan Bantuan
“Masyarakat harus bijak, harus cerdas. Misalnya soal boikot (produk) ini menjadi fenomena yang luar biasa. Emosi kita soal peristiwa di Gaza, tentu kita emosi, tapi jangan sampai emosi kita itu menimbulkan kemudharatan. Merespon masalah dengan masalah baru, rekan-rekan kita banyak yang di PHK, tokonya tutup, jangan-jangan terjadi perang dagang dibalut dengan boikot,” ungkapnya.