GARUT – Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencanda Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Aah Anwar Saefulloh, menyampaikan bahwa pada awal tahun 2024 ini terdapat 27 kejadian bencana alam yang terjadi di Kabupaten Garut.
“Kemarin itu yang sudah kita tampung itu ada 27 kejadian di berbagai lokasi, 19 rumah terdampak, terus ada TPT atau fisik insfrastruktur ada 7 lokasi yang terganggu, kebanyakanya akibat pergerakan tanah itu,” Ujar Aah, Senin 16 Januari 2024.
Aah mengatakan, bahwa 13 item potensi kerawanan terjadinya bencana alam di Kabupaten Garut semuanya bisa saja terjadi.
Baca Juga:Citra Gemoy Prabowo Luntur dengan Sikapnya yang EmosionalAkibat Banjir yang Menerjang Braga Bandung, Penyakit Mengintai Warga
“Untuk rawan bencana ini kita memang hampir seluruhnya ada, dari 13 item bencana seperti banjir, banjir bandang, longsor, pergerakan tanah, tsunami itu semua ada di Garut. Karena intinya wilayah Garut yang di Selatan dengan kondisi yang berbukit dan bergunung itu bisa menimbulkan pergerakan tanah yang mengakibatkan longsor, kalau di daerah dataran itu banjir dan banyak genangan-genangan karena debit air yang tinggi,”katanya.
Menurutnya, kejadian yang mengakibatkan 19 rumah terdampak itu lokasinya tersebar di beberapa Kecamatan yang ada di Garut.
” Kejadian itu tersebar di beberapa kecamatan, ada di Karangtengah, Malangbong, Tarogong Kidul, Sukagalih, Pamulihan, Bajarwangi, itu persebaranya merata. Cuman memang yang pergerakan tanah dominan di kondisi yang berbukit dan bergunung,” lanjutnya.
Namun demikian kata Aah, selama terjadinya bencana tersebut tidak sampai menimbulkan korban jiwa ataupun luka-luka.
“kalau sampai saat ini korban ataupun luka tidak ada. Tapi kalau yang terdampak rumahnya itu ada 19,” ujarnya.
“Kalau kerugianya itu sekitar Rp 370 juta, karena ada 19 rumah dan kita sudah mengajukan stimulan dan mudah-mudahan dalam waktu dekat ini akan ada realisasi,” ujarnya.
Sementara itu, Aah mengimbau kepada masyarakat Garut supaya tetap waspada dan berhati-hati dikarenakan curah hujan yang masih tinggi.
Baca Juga:3 Balita Tewas di Sukabumi, Kecamatan Nyalindung Nonaktifkan Proyek TambangPetugas Gabungan Razia Pelajar di Karawang yang Gunakan Knalpot Bising
” Meski puncak tingginya di bulan Februari, tapi intinya masyarakat harus tetap waspada, terus tadi kata pak wakil bupati saluran air ataupun gorong-gorong jangan sampai tertahan oleh sampah, itu harus di antisipasi secara bersama-sama. Karena penanganan bencana ini bukan untuk kewajiban pemerintah daerah saja, tapi seluruh elemen masyarakat juga punya kewajiban untuk mengantisipasinya,” pungkasnya.(Ale)