JAKARTA, – Deputi Strategi dan Kebijakan DPP Partai Demokrat Yan A. Harahap bilang demi pencitraan politik soroti 4 Bandara Indonesia yang mati suri pasca dibangun pakai APBN.
Yan A. Harahap menyampaikan kegiatannya pada sebuah kicauan melalui akun media sosial Twitter bernama @YanHarahap.
Deputi Strategi dan Kebijakan DPP Partai Demokrat itu memang terpantau aktif dalam memakai platform tersebut untuk menyuarakan pendapat pribadinya.
Baca Juga:Debt Colector di Tangerang Ditembak OTK, Polisi Ungkap Ciri-ciri PelakuKhasiat Air Jahe Campur Madu, Ternyata Bisa Tingkatkan Kesuburan Pria
Kini Yan A. Harahap turut buka suara terhadap empat Bandara di Indonesia yang kini mati suri pasca dibanung pakai dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
“Lihat, bagaimana cara rezim ‘menghambur-hamburkan’ uang rakyat,” sindir Yan A. Harahap, 19 September 2022.
Lebih lanjut Yan A. Harahap menilai bahwa sejumlah proyek mercusuar dibangun supaya punya kesan hebat serta untuk pencitraan.
“Proyek-proyek mercusuar digeber demi pencitraan politik. Agar terlihat hebat,” tegas Yan A. Harahap.
“Akhirnya yang dibangun pun tak guna,” tutup Deputi Strategi dan Kebijakan DPP Partai Demokrat itu.
Kicauan Yan A. Harahap mendapat tiga komentar, 14 retweets, dan 45 likes dari warganet sampai berita ini tayang.
Diketahui bahwa sejauh ini ada empat bandara di Indonesia yang berujung mati suri alias tak digunakan lagi pasca dibangun dan diresmikan.
Baca Juga:Kapolri Akui Polisi Dapat Jatah Preman: Kalau Masih Ada Berarti Kapolda dan Kapolresnya BermasalahPolbangtan Cetak Tenaga Ahli Untuk Hasil Petanian Berkualitas
Terlebih pembangunan bandara-bandara tersebut menggunakan dana APBN yang tidak sedikit, tepatnya mencapai miliaran maupun triliunan.
Bandara-bandara yang kini tak beroperasi pasca dibandung ialah Wiriadinata (Tasikmalaya), Ngloram (Blora), JB Soedirman (Purbalingga), dan Kertajati (Majalengka).
Diketahui Bandara Wiriadinata, Tasikmalaya, Jawa Barat, menelan APBN mencapai Rp30 miliar dan telah diresmikan pada Februari 2019. Tetapi sepri penumpang dan berujung mati suri.
Kemudian Bandara Ngloram, Blora yang habiskan APBN sampai Rp80 miliar. Pasca diresmikan Desember 2021, bandara tersebut kini tak diminati.
Lalu Bandara JB Soedirman, Purbalingga juga tak lagi beroperasi saat ini. Padahal bandara ini menelan biaya APBN Rp350 miliar dan diresmikan 1 Juni 2021.
Terakhir ada Bandara Kertajati yang menelan biaya Rp2,6 triliun dan diresmikan Mei 2018. Bandara tersebut berhenti beroperasi pada Juli 2019 hingga kini karena sepi penumpang.(fin)/MG6