Kalaupun mau diistilahkan, menurut Uus, bukan dipotong, namun dalam hal ini KPM dialihkan dari yang awalnya menerima uang tunai menjadi menerima beras.
Dengan begitu menurut Uus, isu yang mengatakan ada pemotongan itu merupakan fitnah. Karena yang dinamakan dipotong adalah diambil begitu saja tanpa ada pemberian apapun. Namun faktanya dalam hal ini KPM menerima beras.
“ Yang menyangkut dengan kata pemotongan, sebetulnya tidak ada kata pemotongan. Kalau pemotongan itu sebetulnya tidak ada beras,” tegas Uus.
Baca Juga:Jelang Lebaran Polres Garut Akan Perketat Keamanan, Pemkab Garut Siap Dukung Operasi Ketupat LodayaLayanan Digital Semakin Lengkap, BRI Gandeng Traveloka Tambah Fitur Travel di BRImo
Kemudian kesalahan informasi yang selanjutnya adalah, bahwa berita yang beredar justru BLT migor yang ramai dikatakan dipotong. Di sini pun Uus juga bingung. Karena uang BLT Migor sama sekali tidak ada pemotongan ataupun pengalihan. Uang BLT Migor utuh diterima semua KPM.
Jadi ada banyak sekali kesalahan informasi yang berkembang di luar. Dari mulai kata pemotongan, kemudian BLT migor. Itu semua keliru.
Kemudian catatan penting lainnya menurut Uus, dalam hal ini dirinya atau pihak desa, sama sekali tidak ikut campur dalam pembagian uang bansos BPNT dan BLT migor tersebut. Karena uang tersebut diserahkan langsung oleh kantor POS. Pihak Desa dalam hal ini hanyalah memfasilitasi tempat saja dan membantu kantor POS.
Namun Uus pun kembali heran dan bingung. Karena dari informasi yang beredar di media, bahwa yang mengatakan ada pemotongan itu justru pihak kantor POS. Dalam hal ini Uus sangat kecewa dan heran. Ada sentimen apa kantor pos dengan pihak desa. Dan apa sebetulnya niat di balik ramainya pemberitaan ini. (fer)