BANJAR – Wali Kota Banjar Hj Ade Uu Sukaesih bersama Wakil Wali Kota H Nana Suryana dan Ketua DPRD Dadang R Kalyubi menengok balita yang dianiaya oleh ayah tirinya di RSUD Kota Banjar, Senin (24/1/2022).
Para petinggi di Kota Banjar itu prihatin atas peristiwa yang menimpa korban. Mereka berharap kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di daerahnya tidak terulang kembali.
“Mungkin itu akibat tekanan ekonomi, rumah tangga atau pekerjaan,” kata Ade Uu Sukaesih, Wali Kota Banjar kepada wartawan di sela-sela menengok balita di rumah sakit.
Baca Juga:Baznas Garut Berikan Bantuan Uang, Bangun Rumah Roboh di Desa MekargalihBKPSDM Pangandaran: Ikuti Rencana Pemerintah Pusat Dalam Penghapusan Tenaga Honorer
Wali Kota Banjar menyebut kasus KDRT diibaratkan fenomena gunung es banyak dan banyak yang tidak mau lapor. Dengan demikian, sulit untuk menindaklanjuti masalah keluarga tersebut.
“Senakal-nakalnya anak kecil harus super sabar. Jaga amarah jangan mudah emosi. Karena anak itu malaikat kecil maka harus dijaga,” tuturnya.
Dari hasil pemantauan, kondisi korban sudah agak membaik.
Tim dokter spesialis akan memeriksa kembali kondisi telinga dan mata balita itu yang terdampak penganiayaan ayah tiri.
“Nanti diperiksa sama dokter THT biar hasilnya jelas,” ujar Ade Uu Sukaesih.
Wali Kota Banjar telah bertemu dengan ibu korban.Ternyata ibu korban juga sedang hamil sehingga jika nanti melahirkan memiliki lima anak.
Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos-P3A), Dinas Kesehatan (Dinkes) dan RSUD Kota Banjar telah bekerja sama untuk menangani korban agar cepat embut. Pemerintah juga akan menanggung seluruh biaya perawatan korban.
“Biaya perawatan bebas, iya gratis,” kata Ade Uu Sukaesih.
Untuk menanggulangi kebutuhan keluarganya, ibu korban nanti akan menjadi Perempuan Kepala Keluarga (Peka) yang menghidupi anak-anaknya. Dia akan dibantu oleh Dinsos-P3A dan Baznas.
Baca Juga:Bupati Langkat Dilaporkan Ke Komnas HAM, Ketua Migrant CARE : Terduga Perbudakan ModernKorban Fitnah ! Kakek Dihakimi Massa Sampai Meninggal Dunia, Provokator masih Diburu polisi
“Itu untuk jangka pendeknya sebulan dua bulan bisa. Kalau jangka panjang tentu harus dibantu untuk modal usahanya,” ujar Wali Kota Banjar.
Berdasarkan informasi yang diketahui Wali Kota Banjar, ibu korban sebelumnya suka berjualan keripik di warungnya. Diharapkan, jika diberi modal yang bersangkutan bisa kembali berjualan seraya memantau anak-anaknya. (Anto Sugiarto / radartasik.com)