GARUT – Kepala Desa Sukalilah, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Garut, Asep Haris, menduga bahwa penyebab banjir bandang yang kerap melanda wilayahnya itu karena kerusakan hutan di hulu sungai. Selain tentunya volume air hujan yang cukup besar.
Hutan lindung di wilayah hulu sungai menurutnya sudah terjadi alih fungsi dari yang tadinya komoditi tanaman hutan menjadi pertanian hortikultura (sayur mayur). Dan yang bertani di atas menurutnya tak lain merupakan masyarakatnya sendiri.
Oleh karena itu Ia pun bingung karena di satu sisi sebagai orang tua dari masyarakat tentu sangat peduli. Asep sangat paham bahwa hal itu dilakukan untuk mencari nafkah.
Baca Juga:Perhatian Pemerintah pada UMKM Adalah Bentuk Nyata Pemulihan Ekonomi Dampak PandemiYudha Puja Turnawan Minta Bupati Garut Segera Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana di Desa Sukalilah
Namun, tentu harus ada solusi tengah agar alih fungsi lahan tidak begitu massif dan di sisi lain warga tetap bisa mencari nafkah.
Karena itu Ia pun meminta kepada Bupati Garut untuk turun langsung untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Asep berharap Bupati bersama Instansi terkait dalam hal ini Perum Perhutani dan BKSDA agar menyelesaikan persoalan tersebut.
“Musibah bisa datang kapan saja dan tidak pernah tahu, tidak pernah kita inginkan. Desa Sukalilah khususnya Kampung Cilegong seolah sudah menjadi langganan banjir bandang. Kami tidak bisa memberesi secara sendiri untuk tidak terjadi musibah di kemudian hari,” ujarnya.
“Perlu penangan juga di hulu yang menurut kami sangat kompleks permasalahan. Dari mulai masyarakat mencari nafkah di kebun, di satu sisi alih fungsi hutan yang begitu gencar dan mengakbatkan beberapa daerah banjir bandang,” tambahnya.
“Tolong untuk rapat koordinasi secepatnya jangan sampai di kemudian hari terulang. Untung kami di sini tidak ada korban jiwa. Kalua ke depan saya tidak tahu lah ya. Ya mudah-mudahan jangan sampai lah. Tolong pak Bupati atau kepada dinas yang terkait lah untuk segera menangani pembenahan di hulu hutan dari mulai KSDA, Perum Perhutani. Juga kepada masyarakat bijaklah mengelola tanah. Ingat jangan hanya mengejar keuntungan dari bertani sementara kerugian yang di bawah banyak,” ujarnya. (fer)