Setelah pihaknya melakukan pemeriksaan di lapangan, diketahui bahwa kapal nelayan yang terdampar diketahui bergerak dari pantai Pacitan, Jawa Timur beberapa hari lalu. Namun karena ada kejadian penganiayaan, kalap tersebut pun terdampar di wilayah pantai Garut Selatan.
Adi menjelaskan bahwa dari pemeriksaan seorang saksi yang ditemukan selamat yang bernama Agustinus Nelson Jonai (20) warga Kupang, Nusa Tenggara Timur, diketahui bahwa ia bersama beberapa orang temannya berangkat sama-sama dari Pacitan Jawa Timur.
“Namun setelah 200 mil dari pantai, salah satu ABK (anak buah kapal) berinisial AR (27) tiba-tiba mengamuk di tengah laut dan menusuk salah seorang nelayan,” jelasnya.
Baca Juga:Penganiaya Imam Dipastikan Gangguan Jiwa, Tapi Tetap Diproses, Begini Kata PolisiPol PP Jabar dan Satgas Covid-19 Kota Tasik Sidak Perkantoran
Ia belum menjelaskan secara detail apa yang dilakukan AR saat mengamuk itu. Namun karena aksinya itu, empat orang lainnya yang ada di atas kapal loncat ke lautan Samudera Hindia karena merasa nyawanya terancam.
“Keberadaannya sampai sekarang belum ditemukan. Ada seorang korban yang selamat atas nama Nelson yang membawa kapal. Saat ini posisinya sudah di Polsek Cibalong,” katanya.
Selain mengamankan Nelson, ungkap Adi, pihaknya juga sudah mengamankan seorang terduga pelaku penganiayaan yang mengamuk di atas kapal itu yang berinisial AR. “Terduga pelaku juga sudah diamankan di Polsek Cibalong,” ucapnya.
Dari informasi yang dihimpun, kelima orang nelayan yang loncat ke laut diketahui berasal dari Sulawesi yaitu Johan (50), Ikman (30), Utang (20), Heri (30). Satu nelayan lainnya yang diketahui bernama Blek (60), merupakan warga Kalimantan. Untuk AR, terduga pelaku penganiayaan, diketahui berasal dari Sulawesi Tenggara. (igo)