RadarPriangan.com, CIAMIS – Warga Kabupaten Ciamis kembali dibuat geger dengan adanya sikap yang dianggap merendahkan sejarah dan budaya Galuh (Ciamis).
Dua orang wisatawan asal Bandung dikabarkan telah menginjak batu patilasan di Karang Kamulyan, Kabupaten Ciamis. Tindakan dua wisatawan itupun viral di media sosial.
Kejadian tersebut membuat sejumlah pihak geram. Pasalnya batu patilasan tersebut merupakan cagar budaya yang menjadi aset berharga bagi Ciamis.
Baca Juga:DPRD Ciamis Panggil Para Pihak Soal Dihentikannya Layanan BPJS RSUDKaryawan Rumah Makan di Cipanas Akan Dilakukan Tes Swab
Hendra Markusi pemerhati sejarah dan budaya, angkat bicara soal viralnya warga Bandung yang menginjak batu patilasan tersebut.
Hendra sangat menyayangkan, wisatawan asal Bandung yang menginjak batu patilasan itu rupanya hendak meneliti sejarah. Bahkan menurut selentingan kabar, wisatawan itu berprofesi sebagai Dosen.
” Katanya kemarin Seorang Dosen sejarah yang akan meneliti sejarah malah melecehkan di situs karang kamulian dengan menginjak batu peribadatan sambil berfoto dengan gaya ala kungfu,”ujarnya.
Hendra meminta Dinas terkait harus lebih mengawasi siapapun yang datang dan hendak meneliti . Harus diberikan pemahaman terlebih dahulu bagaimana tata krama yang baik.
“Ciamis tidak kalah banyak sejarah dan cagar budaya dengan daerah lain. Kita sebagai warga Ciamis jangan sampai melupakan sejarah apalagi sejarah di Ciamis direndahkan oleh seorang Dr atau Dosen peneliti sejarah yang bersikap tidak cerdas dengan menginjak situs batu peribatatan yang ada di karang kamulian,”jelasnya.
Menurut Hendra, seorang dosen yang hendak meneliti harusnya cerdas dan memiliki tata krama yang baik, bukan malah sebaliknya melakukan perbuatan tercela.
“Perguruan tinggi yang di mana dia bekerja harus mengkaji ulang kredibilitasnya di bidang sejarah. Dikhawatirkan bisa merusak sejarah yang ada,”ucapnya.
Baca Juga:IDI: Ringankan Beban Tenaga Medis dengan Patuhi 3MSeorang Sales Obat Terkonfirmasi Positif Covid-19
“Kalau orang awam akan sejarah kita bisa maklum, tapi kan ini seorang dosen yang meneliti sejarah yang tidak bisa memahami sejarah.Ini sangat diragukan ahli sejarahnya,” tambahnya.
Hendra menambahkan, batu patilasan yang diinjak ini merupakan cagar budaya. Dan itu adalah aset bagi Kabupaten Ciamis. Dia tidak berharap ada orang yang berani melecehkan harga diri Ciamis.
Sementara itu dikutip dari Radar Tasikmalaya (Radar Priangan Group), Ketua Dewan Kebudayaan Ciamis, Dr H Yat Rospia Brata Drs MSi mengaku telah melaporkannya kepada polisi, pria dan wanita yang berdiri/ menginjak Batu Patilasan tersebut.