RadarPriangan.com,GARUT – Dengan meningkatnya kasus konfirmasi positif Covid19 di beberapa wilayah, termasuk Tarogong, maka pihak sekolah memilih untuk tetap melaksanakan belajar dalam jaringan.
“Status zona kuning jadi zona merah (untuk wilayah Kecamatan Tarogong Kaler, red) sehingga kita tidak bisa prediksi kapan sekolah (melaksanakan belajar tatap muka, red) kalau dipaksakan guru dan murid khawatir (ada penyebaran virus di sekolah, red) dan pemerintah juga belum tentu memberikan izin kepada sekolah yang berada di wilayah yang terindikasi zona merah untuk belajar tatap muka,” kata Kepala SMKN 2 Garut, Dadang Johar Arifin saat dihubungi wartawan.
Pihaknya mengaku sudah menyiapkan gugus tugas di lingkungan sekolah, namun ketika kasus terus meningkat di wilayah sekolah berada, maka pihak sekolah tidak mau mengambil resiko.
Baca Juga:Pemprov Jabar Siap Bantu Bekasi Terkait Kluster COVID-19 Pabrik LGSanksi Wajib Bermasker. DRPD: Banyak Warga Belum Tahu, Pemkab Harus Gencar Sosialisasi dan Fasilitasi Ketersediaan Masker
“Meski gugus tugas sudah disiapkan tapi (situasi sekarang, red) zona merah kami harus waspada dan tidak mau mengambil resiko yang tinggi. Orang Tua, anak anak sudah pada ingin sekolah, tapi adanya (kasus Covid19, red) Kluster baru cukup berdampak ke psikologis guru dan siswa. Secara fasilitas kita siap, cuman kan kenaikan status Tarogong (mengharuskannya menunda rencana belajar tatap muka dalam waka dekat ini, red). Kita belum tau apakah september atau desember,” jelas Dadang.
Terkait rencana swab tes untuk para guru, pihaknya akan berkomunikasi dengan pihak terkait. Dimana, 50 persen guru dan karyawan yang ada di sekolah diupayakan ikut swab tes.
“Untuk wacana tes swab kita akan berkomunikasi minggu depan, sementara 50 persen karyawan dulu, sekitar 100 orangan sampel, sesuai kemampuan di kita. Kalau memang harus (tes untuk mengajar), ya mungkin semua,” pungkasnya.
Terpisah, Wakil Kepala Bidang Kehumasan di SMKN 1 Garut Asep Paridadin, mengungkapkan, penjadwalan belajar tatap muka di sekolahnya masih menunggu intruksi dari Pemerintah melalui Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
“Ketentuan (menunggu, red) Pemerintah Provinsi, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat,” katanya.
Menurutnya, wilayah sekolahnya yang sebelumnya berada di zona hijau kini terdapat lonjakan kasus Covid19. Sehingga kata Asep, sebagaimana intruksi dari Dinas Pendidikan bahwa belajar tatap muka ditangguhkan selama 14 hari, atau sampai 31 Agustus mendata.