RadarPriangan.com, GARUT – Puluhan santri di Pondok Pesantren Darussalam, Kecamatan Kersamanah, Kabupaten Garut, menjalani Swab test, Senin (20/7/2020).
Swab test (Tes usap) ini sendiri dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 di lingkungan pesantren.
Ketua Tim Satgas Penanganan Covid-19 Pesantren Darussalam, Ustadz Ervan Sofari menyebut bahwa ada 54 santri putra putri yang menjalani tes usap yang digagas oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Garut.
Baca Juga:Penambahan Kasus COVID-19 di Jabar Kembali TerkendaliRidwan Kamil: Terdapat 23 Filter Pendataan Penerima Bansos Jabar Tahap II
“Bukan karena ada yang positif, tapi memang lebih kepada langkah antisipasi saja,” ujarnya.
Ia menyebut bahwa dari ribuan santri yang mondok, beberapa diantara ada yang berasal dari zona kuning dan merah. Mereka yang menjalani tes usap, merupakan santri yang sebelumnya ditempatkan di tempat khusus setelah di screening oleh puluhan ustadz saat datang ke pesantren.
“Memang saat datang langsung kita pisahkan dan ditempatkan di ruangan khusus. Belum boleh mengikuti kegiatan belajar mengajar. Untuk makan juga diantar langsung ke ruangan isolasi tersebut. Tadi mereka di-swab test. Mereka memang berasal dari zona kuning dan merah,” sebutnya.
Kendati demikian, mereka yang dites usap sendiri, dijelaskan Ervan, saat datang ke pondok sebetulnya sudah menyertakan hasil rapid test dan surat keterangan isolasi di rumah selama 14 hari yang ditandatangani di atas materai oleh orang tua, Ketua RT, hingga Ketua RW setempat.
Namun saat datang ke pesantren, mereka tetap diisolasi di belasan ruangan yang sudah disiapkan oleh pihak pesantren.
Untuk santri yang datang dari zona hijau pun, mereka diwajibkan membawa surat keterangan isolasi mandiri di rumah selama 14 hari ditambah dengan surat keterangan sehat.
“Kami sangat ketat sebetulnya. Kalau tidak bawa surat itu, kami langsung suruh pulang lagi. Jangan sampai ada klaster pesantren di Garut,” ucapnya.
Baca Juga:Kewaspadaan Jabar Tangani COVID-19 Tak Berkurang Hingga Vaksin Ditemukanabar Dorong Penyerapan Tenaga Kerja Lokal di Proyek Strategis Nasional
Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, dr Leli Yuliani mengatakan bahwa tes usap yang dilakukan kepada para santri di Garut memang dilakukan pihaknya. Ia memastikan bahwa kegiatan tersebut sebagai langkah antisipasi, khususnya kepada santri yang datang dari zona kuning dan merah.
“Kita lakukan tets usap ini bertahap. Namun memang pada dasarnya, kegiatan tersebut dilakukan kepada mereka yang memiliki gejala, atau memang dari zona kuning atau merah. Di Garut sendiri, tidak ada pasien positif dari lingkungan pesantren. Jadi apa yang kita lakukan sebagai langkah antisipasi sebelum dimulainya kegiatan pembelajaran di pesantren,” kata Leli. (igo/RP)