RadarPriangan.com, GARUT – Lamanya pemberlakuan belajar di rumah mulai membuat khawatir sejumlah orang tua siswa. Bagaimana tidak, alih-alih anak bisa belajar di rumah, dengan tidak adanya aktivitas di sekolah terkadang membuat sang anak sulit belajar.
Masalah semakin diperparah dengan bingungnya para orang tua kaitan sistem belajar hingga kurikulum pelajaran seperti apa yang harus diberikan kepada anak-anak.
“Terus terang kalau misalnya dua pekan (belajar di rumah, red) masih bisa teratasi, tapi ini sampai berbulan-bulan dan akhir semester, anak tiba-tiba mau dapat rapot. Yang lebih khawatir lagi jika ini terus berkepanjangan sementara sistem belajar tidak ada perbaikan, anak-anak ketinggalan belajar,” kata salah satu orang tua siswa asal Kecamatan Tarogong Kaler Faner, Selasa (2/6/2020).
Baca Juga:Garut Belum Menerapkan New Normal, Masih Menunggu Arahan Pemerintah Pusat dan ProvinsiBatal Berangkat, Calon Jamaah Haji Asal Garut Akan Ambil Lagi Uang Pelunasan? Kemenag Siapkan 2 Skema
Hal senada diungkapkan orang tua siswa lainnya, Uji Maman. Sebagai orang tua yang tidak memiliki latar belakang keguruan, dirinya mengaku agak sulit memberikan materi pelajaran sebagaimana kurikulum di sekolah untuk anaknya.
“Jujur saja ketika pemberlakuan belajar di rumah, anak-anak kadang banyak mainnya, sulit ngatur waktu untuk belajar meski sudah dibujuk. Banyak teman-teman para anak malah main di luar, sehingga mungkin perasaan anak-anak kondisi ini tengah libur, padahal sudah diingatkan tapi tetap saja berbeda,” katanya.
Ia berharap, pemerintah bisa segera mengeluarkan kebijakan yang lebih efektif kaitan proses pembelajaran bagi para siswa sekolah.
“Jangan sampai generasi sekarang banyak yang terlewatkan tahapan belajar sebagaimana di sekolah. Maka dari itu, kita sebagai orang tua ingin sekolah ada inovasi yang benar-benar bisa diterima oleh anak atau orang tua agar belajar efektif di tengah pandemi, tanpa adanya potensi penyebaran virus korona ketika proses belajar itu,” tegasnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, Totong, mengungkapkan, semua sekolah sudah mempersiapkan segala kemungkinan kaitan konsep belajar yang akan diterapkan nantinya.
“Plan A, B, C kita sudah siapkan, kita perhatikan kesiapan, kita tetap prioritaskan kesehatan peserta didik guru dan tenaga kependidikan. Kuncinya adalah bagaimana kami menyiapkan berbenah untuk new normal. Tapi tetap kebijakannya ada di gugus tugas termasuk kemendikbud, kita tidak tergesa-gesa, tapi alangkah baiknya dipersiapkan. New normal ini akan lebih membiasakan hidup sehat. Pemerintah pasti terukur kebijakannya,” katanya.