Akibat Sepi, Emak-emak di Pantai Rancabuaya Garut Mengamuk

0 Komentar

RadarPriangan.com, GARUT – Warga pelaku usaha objek wisata di pantai Rancabuaya, Kecamatan Caringin, Kabupaten Garut, mengamuk dan membuka blokade yang dipasang di pintu masuk pantai.

Warga yang terdiri dari emak-emak itu diduga merasa kesal karena kawasan tersebut menjadi sepi selama ditutupnya objek wisata oleh Pemkab Garut di masa pandemi korona.

Aksi emak-emak itu menjadi viral karena rekaman video amatir beredar luas di media sosial. Dalam video yang beredar itu, para emak-emak nekat memindahkan water barrier yang menutup akses menuju pantai Rancabuaya.

Baca Juga:2 Juni, Objek Wisata Garut Akan Dibuka, di Rancabuaya Emak-emak NgamukPemkab Garut Siapkan Konsep Belajar New Normal, Seperti Apa Itu?

Setelah terbuka, merekapun mempersilahkan sebuah kendaraan bak yang mengangkut penumpang untuk masuk ke kasawan pantai, bahkan meminta mobil lainnya untuk masuk.

Dalam video, sang perekam pun terdengar tertawa sembari berucap “Hahahaha masuk masuk,”. Sejumlah petugas yang terlihat dalam video tampak tidak berbuat banyak. Mereka hanya bisa menyaksikan aksi emak-emak itu.

Salah seorang warga, Asep Hidayat (42), menyebut bahwa aksi emak-emak membuka blokiran terjadi pada Selasa (26/5/2020) sore.

“Mereka yang membuka ini adalah pedagang musiman di Pantai Rancabuaya. Aksi itu dilakukan karena mereka kesal sebab karena penutupan mereka tidak bisa mendapatkan penghasilan. Kan jadinya tidak ada wisatawan,” ujarnya, Rabu (27/5/2020).

Menurutnya, aksi pembukaan blokiran tersebut terjadi karena adanya kesalahpahaman dengan penyekatan yang dilakukan petugas. Sepengetahuannya, penyekatan dilakukan petugas untuk mencegah masuknya wisatawan dari luar Garut masuk ke area pantai.

“Yang dilarang itu memang wisatawan yang datang dari luar Garut, seperti Bandung atau Jakarta. Kalau wisatawan lokal mah boleh, asal tidak sambil berkumpul. Harus menjaga jarak. Memang sekarang kan banyak yang datang ke Pantai Rancabuaya karena Santolo, Sayang Heulang, bahkan Jayanti di Cianjur ditutup,” sebutnya.

Sementara itu, Kasubag Humas Polres Garut, Ipda Muslih mengungkapkan bahwa dari informasi yang diterimanya dari Kapolsek Caringin, awalnya emak-emak tersebut menyebut bahwa penutupan portal menyebabkan penghasilan mereka berkurang. Padahal menurutnya, sepinya pengunjung di sana karena pandemi Covid-19.

Baca Juga:5 Pegawai Reaktif Rapid Test, Puskesmas Banjar 3 Tutup LayananJabar Dinilai Punya Manajemen Sangat Baik Soal Penanganan COVID-19

Petugas yang ada di lokasi, kata Muslih, tak bisa memenuhi permintaan emak-emak untuk membuka blokiran. Akhirnya mereka pun membuka portal sendiri. “Petugas yang berjaga hanya diam karena tak mau terjadi keributan,” katanya.

0 Komentar