RadarPriangan.com, GARUT – Kabupaten Garut mulai melakukan langkah pencegahan dengan melakukan penyemprotan disinfektan di ruang-ruang yang biasa digunakan masyarakat.
Setidaknya ada 2500 ruang yang disemprot mulai Rabu (18/03/2020), yang
tersebar di 42 kecamatan Kabupaten Garut.
Bupati Garut, Rudy Gunawan menyebut bahwa penyemprotan disinfektan
dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona di Kabupaten Garut melalui
ruang-ruang publik. Namun sebelum disemprot, ruang-ruang tersebut pun
dibersihkan terlebih dahulu.
Baca Juga:Uu Ruzhanul Minta Warga Jabar Ikuti Semua Imbauan PemerintahAntisipasi Penyebaran Virus Korona, Pemprov Jabar Keluarkan Kebijakan ASN Kerja Fleksibel
“Ada 2500 ruang publik, mulai dari masjid, sekolah, perkantoran dan
lain-lainnya yang tersebar di 42 kecamatan yang mulai hari ini dilakukan
penyemprotan disinfektan. Seluruh ruang publik tersebut kita akan lakukan
selesaikan penyemprotannya selama empat hari berturut-turut menggunakan 1500
alat semprot yang telah kita siapkan,” ujarnya.
Penyemprotan secara menyeluruh di 2500 ruang publik tersebut, diakui
Bupati, dilakukan karena pihaknya tidak memiliki data terkait penyebaran virus
corona di Kabupaten Garut.
Oleh karena itu, pihaknya mengambil langkah dengan melakukan hal tersebut
sebagai antisipasi langsung untuk mengurangi penyebaran virus corona di Garut.
Selain melakukan penyemprotan di ruang publik, Bupati juga mengaku bahwa
pihaknya mewajibkan pihak swasta melakukan hal serupa, khususnya
pertokoan-pertokoan di kawasan perkotaan Garut.
“Wajib karena itu ada banyak orang yang melakukan aktivitas kan,” katanya.
Rudy mengungkapkan, bahwa saat ini juga RSUD dr Slamet Garut lebih siap
menjadi rumah sakit rujukan pasien corona. Kesiapan tersebut diungkapkannya
setelah pihaknya membeli dua ventilator baru, hingga penghisap udara untuk
ruang isolasi pasien agar sirkulasinya lebih baik dari sebelumnya.
“RSUD dr Slamet sebagai rumah sakit rujukan di Priangan Timur juga sudah
menyiapkan tim, dan Pemkab juga menyediakan APD untuk menangani pasien yang
diduga terkena corona. APD sudah ada. Kami beli Rp 800 juta (1000 set APD)
sebagai persiapan. Harganya memang mahal, yang penting sudah ada,”
tutupnya. (igo)