Warga Cilacap Kena Tipu Oknum Pegawai Anak Perusahaan BUMN saat Beli Mobil

ilustrasi
ILUSTRASI. Warga Cilacap, Jawa Tengah menjadi korban penipuan oknum karyawan perusahaan pembiayaan anak perusahaan BUMN di Garut.
0 Komentar

GARUT – Arif Junianto, warga Cilacap, Jawa Tengah menjadi korban penipuan oknum pegawai perusahaan pembiayaan anak perusahaan BUMN di Garut. Tidak tanggung-tanggung, jumlah kerugiannya pun cukup fantastis.

Arif bercerita bahwa pada awalnya ia membeli delapan mobil dari salah satu perusahaan pembiayaan di Garut melalui pegawainya berinisial JP. Pada saat itu JP diketahui kepadanya mengaku sebagai bagian recovery atau WO area Jawa Barat.

“Saya kenal JP ini dari teman saya yang orang Garut. Tapi teman saya yang mengenalkan juga ternyata ikut jadi korban,” katanya.

Baca Juga:Community Officer BTPN Syariah, Kesempatan Berkarya Menjadi #bankirpemberdayaSentra Neglasari, Gambaran Kumpulan Berdaya Melalui Pendampingan BTPN Syariah

Ia menjelaskan bahwa dirinya bersama temannya membeli mobil langsung lunas. Bukti pelunasan transaksi berupa kwitansi resmi perusahaan pun hingga saat ini masih ada di dirinya.

Meski sudah dilunasi, rupanya keduanya tidak langsung bisa mendapatkan bukti kepemilikan kendaraan bermotor (BPKB). “Dijanjikan BPKB akan dikeluarkan dari pihak perusahaan setelah 14 hari kerja dan saya percaya karena ini kan perusahaan besar,” jelasnya.

Meski begitu, diakuinya surat tanda nomor kendaraan (STNK) dan unit mobil pun bisa dibawanya. Namun setelah waktu yang dijanjikan jatuh tempo, rupanya BPKB itu belum juga keluar.

Awalnya ia tidak menaruh curiga dan sempat memberikan waktu dengan harapan BPKB sejumlah kendaraan yang dibeli bisa segera diterima. Namun hingga saat ini hal tersebut belum juga terjadi.

Ia pun sempat mendatangi perusahaan pembiayaan untuk menanyakan langsung, namun ternyata pihak perusahaan belum menerima pelunasan dari JP. Diduga uang pelunasan sejumlah mobil itu dibawa kabur.

“Yang membuat saya kaget, dari 8 unit kendaraan yang saya beli dengan kwitansi perusahaan yang sama, yang 3 ada di perusahaan pembiayaan swasta lainnya. Untuk sisanya yang lima ada di sana (perusahaan pembiayaan anak perusahaan BUMN,” ungkapnya.

Akibat perilaku oknum tersebut, Arif mengaku dirinya merugi lebih dari Rp1 miliar. Bila disatukan dengan temannya, jumlahnya hampir menyentuh Rp2 miliar. “Ko bisa ya perusahaan sebesar itu bisa kebobolan dengan mempunyai pegawai sejahat itu,” ucapnya.

Baca Juga:Festival Baso Aci Kembali Hadir di Garut, Temukan Keunikan RasanyaMenggali Peluang dan Tantangan Pariwisata Jawa Barat sebagai Sumber Pertumbuhan Ekonomi Baru

Meski begitu, menurutnya jumlah korban JP lebih dari dua orang, karena dari informasi yang diterimanya di perusahaan pembiayaan swasta saja nominal uang yang diduga dibawa kabur mencapai lebih dari Rp3 miliar.

0 Komentar