Menurut NR, dirinya bekerja 7 jam sehari,6 hari dalam seminggu untuk memilah sampah yang datang ke TPS. Meski setiap hari NR bergelut dengan sampah, dalam bekerja NR tak pernah memikirkan hal lain selain memilah sampah, meski terkadang sampah yang datang sudah berbau, banyak kuman namun NR merasa sudah sangat terbiasa.
“Kalau ada sampah datang dari mobil apa motor, terus dipilah sampahnya, dipisah-pisah, sampah Plastik kayak botol, bekas gelas dan juga sampah kertas, daun dan lain-lain”, tuturnya.
Bekerja sebagai Petugas kebersihan Kota Banjar harusnya menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi para petugas, namun penghasilan mereka tak sebanding dengan risiko yang mereka terima, meskipun setiap bulanya mereka selalu mendapatkan pemeriksaan rutin dari petugas kesehatan dipuskesmas terdekat melalui program UKK.
Baca Juga:Waduh, Ada Asteroid Raksasa Dekati Bumi pada 21 Maret 2021. Begini Penjelasan NASATingkatkan Kinerja dan Prestasi, PBSI Kabupaten Garut Tempati Kantor Baru
Selain diperiksa kesehatan secara rutin, terkadang para petugas kebersihan juga mendapatkan makanan tambahan, seperti susu, Mie instan dan biscuit namun tidak tentu waktunya.
Selain itu, sebagian para pekerja juga sudah ada yang mendapatkan jaminan sosial JKM dan JKK dari BPJS. Dari informasi yang dihimpun ada sekitar 328 petugas kebersihan yang menjadi peserta BPJS, namun dari data yang ada, upah terakhir yang terdaftar di BPJS senilai Rp 1.831.884,83 bukan sebesar upah yang mereka terima setiap bulannya.
Rata-rata dari 300san lebih petugas kebersihan hanya menerima honor di kisaran 700-800 ribu per bulan. Jauh dari kata layak, Ditambah lagi, terkadang ada tugas tambahan,dan mereka harus bekerja lebih eksra dari biasanya, dan tidak ada tambahan honor atau lemburan.(agr)