Tips Agar Anak Mau Curhat Sejak Dini Pada Orangtua

Tips Agar Anak Mau Curhat Sejak Dini Pada Orangtua
Ilustrasi foto ( pixabay @Alexas_Fotos / 21768 images )
0 Komentar

Radar Garut – Keterbukaan dan rasa percaya antara orang tua dan anak sudah semestinya dibangun sedari dini.

Dengan cara inilah, orang tua memahami perkembangan anak secara fisik maupun mental.

Sering kali, beberapa anak ingin mengutarakan perasaan atau pengalamannya di sekolah.

Baca Juga:Kecerdasan Anak Turun Dari Ibunya? Benarkah?Unggahan Amanda Manopo Jadi Sorotan, Netizen: Baru Kali Ini Pemain Nyindir Sutradara

Namun, lantaran melihat kesibukan orang tua di rumah hingga kecil kemungkinan memberi ruang bercerita baginya, alhasil anak pun memilih diam.

Bagi anak-anak apalagi balita banyak sekali hal menarik untuk mereka ceritakan kepada orang tua. Ini membuat kita perlu meluangkan waktu dan kesabaran untuk mendengarkannya.

Namun pernahkah merasa kesulitan mengajak anak agar mau curhat apa saja pada kita, orang tuanya?

Sebetulnya tidaklah sulit untuk membuat anak mau curhat kepada orang tua, selama komunikasi yang dibangun selama ini menyenangkan untuk anak.

Dalam mendidik anak agar mau dan terbiasa curhat dengan kita, sebaiknya lakukan tips ini,

1. Tunjukan Antusiasme

Bagi anak-anak apalagi balita akan banyak sekali hal menarik untuk mereka ceritakan kepada orang tua.

Ini membuat kita perlu meluangkan waktu dan kesabaran untuk mendengarkan.

Reaksi kita saat mendengarkan anak curhat itu sangat penting.

Tunjukkan antusiasme dan rasa ingin tahu Anda.

Reaksi positif seperti ini akan membuat anak merasa nyaman dan tidak takut untuk mengulanginya di lain waktu.

2. Ajukan pertanyaan yang tidak menghakimi

Baca Juga:Hindari Pinjaman ‘Bank Emok’, Ibu-ibu Asal Kecamatan Cilawu Bentuk Koperasi Wanita Simpan PinjamSengketa Tanah Desa Ciburial Tambah Rumit, Pihak Warga Datangi DPRD Garut

Sembari mendengarkan si kecil bercerita, Ibu perlu menyiapkan pertanyaan ‘pancingan’ yang membutuhkan jawaban nyata.

Seperti, “apa hal terbaik tentang sekolah hari ini?”, “kamu duduk dengan siapa saat makan siang tadi?”, atau “bagaimana pertandingan sepak bola saat istirahat di sekolah?”

Pertanyaan semacam itu jauh lebih baik dari hanya sekadar menanyakan, “bagaimana sekolahmu hari ini?.”

Sebaiknya tidak menggunakan kata ‘mengapa’ dalam pertanyaan. Karena itu sering kali membuat anak bersikap defensif.

3. Jangan langsung memberikan solusi dan saran

Anak membutuhkan kesempatan untuk melampiaskan rasa. Ketika itu berlangsung, sulit baginya mendengar nasihat atau wejangan berat.

Biarkan dia menyelesaikan cerita. Bila perlu, beri kesempatan untuk dirinya menemukan solusi sendiri.

0 Komentar