Tingkat Infeksi COVID-19 Jabar Terendah di Pulau Jawa

Tingkat Infeksi COVID-19 Jabar Terendah di Pulau Jawa
Humas Jabar
0 Komentar

Angka Reproduksi Efektif (Rt) COVID-19 Konsisten di Bawah 1

KOTA BANDUNG — Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengatakan, berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tingkat infeksi Jabar berada di angka 6,6 persen, dan terendah di Pulau Jawa.

“Hal ini menandakan, walaupun provinsi ini (Jabar) jumlah penduduknya besar, tapi tingkat infeksinya persentasenya paling kecil diurutuan ke-28 dari 34 provinsi,” kata Kang Emil –sapaan Ridwan Kamil– dalam jumpa pers usai Rapat Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar di Makodam III/Siliwangi, Kota Bandung, Senin (22/6/20).

Kang Emil melaporkan, angka reproduksi efektif (Rt) COVID-19 Jabar konsisten di bawah 1, meski fluktuatif. Tingkat keterisian ruang perawatan COVID-19 di rumah sakit rujukan hanya 27,64 persen. Artinya, sekitar 72,36 persen ruang perawatan COVID-19 di rumah sakit rujukan masih tersedia.

Baca Juga:Warga Cikoang Tingkatkan Kewaspadaan Pasca 2 Orang Anak DijambretSaat Jadi Pembicara dalam Program Pendidikan Reguler Lemhanas 2020

“Angka rata-rata reproduksi (Covid-19), Alhamdulillah di bawah 1. Setiap minggu kita melaporkan. Minggu ini memang ada kenaikan di 0,9. Tapi, kalau rata-rata selama dua minggu, (Rt) kami ada di 0,68,” ucapnya.

“Dan berita baik lagi dari rumah sakit, turun lagi tingkat keterisian. Jadi, keterisian selalu menurun, menandakan tingkat kesembuhan yang sudah tujuh kali lipat dari tingkat kematian. Sekarang tinggal di 27,64 persen (presentase keterisian rumah sakit rujukan),” imbuhnya.

Menurut Kang Emil, alat deteksi SARS-CoV-2 yang dikembangkan Unpad, yakni Deteksi CePAD atau Rapid Test 2.0, akan diproduksi sebanyak 5.000 kit dan memasuki validasi ke sampel virus asli.

Perbedaan rapid test 2.0 dengan rapid test yang umum digunakan saat ini adalah molekul yang dideteksi. Rapid test COVID-19 yang umum mendeteksi antibodi, dan rapid test 2.0 mendeteksi antigen. Sehingga, rapid test 2.0 dinilai dapat mendeteksi virus lebih cepat, karena tidak perlu menunggu pembentukan antibodi saat tubuh terinfeksi virus.

“Kita juga sudah mulai memproduksi rapid test 2.0. Dalam minggu-minggu ini dirilis 5.000. Yang sangat membanggakan karena rapid test ini adalah rapid test canggih mengetes antigen, bukan antibodi,” ucapnya.

Rapor Gugus Tugas Kabupaten/Kota

Kang Emil mengatakan, Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar mendapatkan banyak apresiasi, termasuk dari Menteri Kesehatan (Menkes) RI, karena terus berinovasi dan berkolaborasi dalam penanganan COVID-19.

0 Komentar