Siapa Membunuh Putri (21) – Kode Etik

Siapa Membunuh Putri (21) – Kode Etik
Ilustrasi polis.-ist/net-
0 Komentar

”Proyek pengadaan mobil ini memang terkesan tertutup. Tapi sebenarnya tak ada yang ditutupi. Hanya memang harus dikerjakan dengan cepat saja. Kenapa seperti sembunyi-sembunyi, diangkut malam hari, lewat pelabuhan kecil? Kami tak mau jadwal sandar dan bongkar muat kapal-kapal lain di Pelabuhan besar kita terganggu. Pelabuhan kita sedang sibuk sekali sekarang. Bongkar muat dilakukan malam hari karena mengejar laut sedang pasang naik,” kata Iptu Binsar.

Nurikmal meliput jumpa pers itu. ”Kita tulis apa nih, Bang? Percaya nggak sih kita dengan apa yang disampaikan di jumpa pers itu?”

”Tulis aja apa adanya! Satu beritamu hari ini, bikin polresta dua kali menggelar jumpa pers. Hebat kan?” katanya. Nurikmal tertawa. Saya kemudian memberi file wawancara Bang Eel dengan Kapolresta. Ada yang bisa dikutip dari wawancara itu, terutama imbauan-imbauan untuk menjaga ketertiban dan keamanan menjelang pemilu lokal.

Baca Juga:Info Penting bagi Honorer: Pemerintah Tetapkan Skala Prioritas Perekrutan PPPK 2022, Ini Urutannya…Tasik Music Colaboration 2022, Meriahkan Kibar Budaya Jilid VII

”Sebagai wawancara panjang belum lengkap. Banyak pertanyaan bisa digali lebih dalam. Jadi belum kita naikkan. Tadi beliau bilang mau kita wawancara lagi. Kamu ikut ya…” kataku pada Nurikmal. Saya tak katakan padanya bahwa itu hasil wawancara sendiri Bang Eel.

Pengalaman saya yang belum seberapa banyak di surat kabar mengajarkan satu hal penting, tiap hari redaksi harus berakrobat, cermat memilih dan mengembangkan berita. Tak selalu ada peristiwa besar. Rumusnya harus ada gebrakan tiap hari juga harus pandai merawat pasar. Dua jenis pelanggan harus digarap sama intensnya. Gebrakan untuk menggaet pembeli eceran, sementara berita-berita yang merawat pasar penting untuk menjaga loyalitas pelanggan.

”Kenapa Kapolresta semarah itu ya, Bang?” tanya Nurikmal.

Saya suka dan menyenangkan bekerja dengan wartawan seperti Nurikmal, karena kemampuan analisisnya yang tajam. Ia kritis dan idealis. Ia satu-satunya wartawan kami yang benar-benar kuliah di jurusan jurnalistik. Kalau saya nanti memilih wakil atau pengganti saya tak akan ragu merekomendasikannya. Ia dengan pertanyaan-pertanyaannya yang tampak mendasar, membuat rapat-rapat kami menghasilkan rancangan berita yang berbeda, menarik, dan penting.

”Apa ada hal lain, yang lebih besar yang ia lindungi?” tanyaku.

0 Komentar