Sempat Mati Suri, Usaha Properti di Garut Kembali Bergeliat

0 Komentar

RadarPriangan.com, GARUT – Pandemi corona virus disease (Covid19) atau virus korona tiga bulan terakhir memberi dampak pada stabilitas usaha properti perumahan, baik itu perumahan subsidi maupun komersil.

“Saat Pandemi sangat luar biasa dampaknya, dari penjualan rumah subsidi biasa satu bulan dapat 10 unit, ini dapat terjual 3 unit saja sudah Alhamdulillah. Apalagi kalau perumahan komersil, kejual 1 unit saja sudah bersyukur. Karena memang situasi itu cukup berdampak pada pelambatan usaha, diantaranya properti,” ujar Sekjen Koordinator Wilayah Assosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Priangan Timur, Uly Sulistio, kepada wartawan di ruang kerjanya, Kamis (11/6/2020).

Lambatnya usaha properti diperparah dengan tidak ada kuota atau habisnya KPR subsidi Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan atau skema subsidi dana bergulir, untuk membiayai pembelian rumah masyarakat berpenghasilan rendah.

Baca Juga:Wagub Jabar Tinjau Kesiapan Pesantren Hadapi AKBBuntut Aksi Demo Kuwu, PDIP Laporkan Ketua DPRD Cirebon ke BK

Adapun program Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT) masih kurang fleksibel dan pro rakyat.

Sementara itu, bantuan lainnya seperti subsidi selisih bunga (SSB) masih bisa dimanfaatkan, namun dengan sedikit konsekuensi adanya peningkatan bunga ketika cicilan lebih dari 10 tahun.

” Geliat usaha mulai tumbuh kita berharap dimulai bulan Juni ini, sekarang sudah agak kelihatan pergerakan bisnisnya (setelah new normal, red). Dari pembelian mudah-mudahan semakin bertambah sampai akhir tahun,” tambahnya.

Para peminat KPR subsidi untuk wilayah Kabupaten Garut didominasi dari kalangan wiraswasta. Kondisi ini terkadang membuat pengembang kelimpungan lantaran persyaratan dari perbankan untuk pemohon dari kalangan wiraswasta terbilang lebih selektif, banyak dan ribet.

Terkait jumlah kuota KPR rumah subsidi, Uly menyebutkan, untuk Jawa Barat dari bantuan subsidi jenis SSB sebanyak 52 ribu unit, BP2BT 11 ribu unit, sementara untuk jenis subsidi FLPP sudah habis sejak awal tahun 2020. Sedangkan untuk Kabupaten Garut, kuota rumah subsidi yang diberikan pemerintah berkisar 6.100-an unit. (erf)

0 Komentar