Potensi Bisnis Manufaktur di Indonesia, Khususnya Sektor Industri CAT

Indonesia Total Manufacturing IPP (2014-2024
Indonesia Total Manufacturing IPP (2014-2024
0 Komentar

Perkembangan range produk tentu perlu disertai dengan modernisasi pabrik. Oleh karena itu, pada tahun 2023 PT. Mataram Paint telah menjalankan produksi di pabrik baru di kawasan Sidoarjo dengan kapasitas total 20.000.000 kg yang mencakup semua range produk yang saat ini sudah ada dan aneka inovasi produk selanjutnya. Pabrik ini telah didesain untuk siap memproduksi jenis cat masa depan yang lebih ramah lingkungan, sesuai trend dunia yang semakin peduli tentang keberlanjutan.

Industri cat di Indonesia tengah mengecat masa depannya dengan warna yang cerah. Didorong oleh beberapa faktor, sektor ini menunjukkan geliat yang positif dan berpotensi menjadi pemain penting dalam peta industri nasional. Mari kita lihat lebih dekat ke dalam “kaleng” potensi tersebut:

  • Booming Infrastruktur dan Properti: Pembangunan infrastruktur dan properti yang gencar terjadi di Indonesia memicu tingginya permintaan cat. Rumah, gedung, dan fasilitas publik membutuhkan cat berkualitas untuk mempercantik dan melindunginya.
  • Perkembangan Industri Otomotif, Furniture, dan Perkapalan: Cat kayu besi juga dibutuhkan sebagai pelapis material dalam industri manufaktur mobil, motor, kapal yang banyak menggunakan bahan besi. Demikian pula dalam industri furniture yang banyak menggunakan bahan kayu.
  • Daya Beli Masyarakat yang Meningkat: Seiring dengan pertumbuhan ekonomi, daya beli masyarakat turut meningkat. Pertumbuhan ekonomi dibuktikan dengan tumbuhnya UMKM yang mendominasi 80% perekonomian Indonesia. Daya beli yang tinggi mengakibatkan konsumen akan lebih selektif dan bersedia mengeluarkan dana lebih untuk cat berkualitas sehingga tidak hanya terpaku pada harga murah.

Dilansir dari data Asosiasi Produsen Cat Indonesia (APCI) ternyata lebih dari 270 juta penduduk di Indonesia pemakaian catnya hanya 4,5kg per kapita. Angka ini sangat rendah apabila dibandingkan dengan negara Malaysia yang mengkonsumsi cat sekitar 10-14 kg per kapita. Maka dari itu potensi pertumbuhan industri cat di Indonesia masih sangat besar.

Baca Juga:Syakur dan Putri Daftar ke KPU Garut dengan Jalan Kaki, Yakin Menang di Pilkada Karena Banyak Dukungan PartaiBPN Sarankan Pemkab Garut Tahan Dulu Pembangunan Gedung Pemuda di Dekat Kerkof, Tanahnya Belum Jelas

“Di era bisnis yang dinamis dan penuh persaingan ini, definisi sebuah perusahaan tidak lagi hanya sebatas aset fisik seperti kantor, gedung pabrik, atau gudang yang luas. Melainkan, mereka semakin dikenal melalui nilai tak berwujud yang mereka miliki, yaitu Brand Value.” Pengamatan mendalam ini disampaikan oleh pakar Branding di Indonesia Lia Sidik, Ph.D. Beliau dengan fasih juga menekankan bahwa sama seperti laporan keuangan yang dengan cermat melacak kesehatan fiskal perusahaan, Brand Value juga perlu dipelihara dan diukur secara berkala. Hal ini dilakukan untuk memastikan pertumbuhan dan kesejahteraan perusahaan yang berkelanjutan. Dengan terus berinovasi, meningkatkan kualitas, dan menjawab kebutuhan konsumen, industri cat Indonesia siap untuk “mengecat” masa depan ekonomi nasional dengan warna yang cemerlang. (bbr/fer/rls)

0 Komentar