Peternak Ayam Menjerit, Harga Telur Anjlok Harga Pakan Naik

Peternak Ayam Menjerit, Harga Telur Anjlok Harga Pakan Naik
salah seorang peternak ayam tengah memberikan pakan kepada sejumlah ternaknya (foto : Ade Jem/Radar Garut)
0 Komentar

GARUT – Peternak mengeluhkan anjloknya harga telur ayam di pasaran yang terus terjadi belakangan ini. Bahkan Presiden Peternak Layer Indonesia Ki Musbar Mesdi menyoroti harga pakan yang terus meningkat yang membuat peternak tak kunjung meraup untung.

Ia mengatakan, anjloknya harga telur di pasaran terjadi semenjak PPKM di hampir seluruh wilayah di Indonesia. Harga jagung pakan ternak yang meningkat menjadi salah satu faktor yang ikut menyulitkan para peternak.

“Harga pakan naik terus, harga jagung terus naik ke level Rp 6.000 per kg. Padahal jagung merupakan bahan pakan pokok, karena pemakaiannya sampai 50-an persen,21/09/2021,” katanya.

Baca Juga:Targetkan Herd Immunity Pada Akhir Tahun, Pemerintah Dorong Vaksinasi dan Digitalisasi bagi Pedagang PasarNekat! Anji Simpan Ganja di Gunung Puntang,Begini Kata Wabup KBB

Lebih lanjut, ia menuding, bahwa harga jagung dengan kisaran Rp. 5.400-5.500 per kilogram adalah berita bohong atau hoaks. Ia menerangkan bahwa harga jagung yang ditemukannya bahkan hingga Rp 6.000 per kilogram.

“Harga jagung Rp 5.400 – 5.500 per kg yang disebarkan adalah berita bohong, atau kebohongan yang disengaja, agar dibaca pemerintah, seolah-olah stok jagung nasional cukup. Padahal real kami terima berada di posisi Rp 5.850 – 6.000 per kg dengan KA (kadar air) 16-17 persen, kalau di refraksi ke KA 15 persen harga jagung menyentuh Rp 6000-an per kg,” katanya.

Sandi, salah seorang peternak ayam petelur berharap perhatian pemerintah yang lebih serius agar para peternak bisa meneruskan usahanya. Caranya dengan mengatur harga jagung sesuai dengan Permendag Nomor 7/2020 yang berkisar Rp 4.000-Rp 4.500 per kilogram.

“Agar kami tidak tambah terimpit dan kesulitan kami mohon juga pada pemerintah agar komoditi produk Telur bisa dimasukkan dalam Paket Bansos Kemensos, karena bisa mencegah mengatasi penyakit Stunting pada Balita dan meningkatkan Herd Immunity,” pintanya.

“Kebetulan pemerintah daerah dalam hal ini bupati garut sudah mengeluarkan perbub dan ada surat hibauan tentang proritas pembelian, penjualan dan konsumsi telur ayam Garut. Namun, itu juga belum terasa manfaatnya bagi peternak ayam lokal garut, dikarnakan belum bisa bersaing dengan produk luar Garut dan belum stabil permintaan harga pasar, harga HPP Rp 23.000 sedangkan harga pasar kisaran Rp16.000 sampai Rp17.000 di tingkat agen,” katanya.

0 Komentar