Perindag Tasikmalaya Buka Suara Soal Kelangkaan Migor Curah: Distribusi dan Penjualan Tak Seimbang

Perindag Tasikmalaya Buka Suara Soal Kelangkaan Migor Curah: Distribusi dan Penjualan Tak Seimbang
Kepala Dinas KUMKM Perindag Kota Tasikmalaya, Firmansyah. Foto:Rezza Rizaldi / Radartasik.com
0 Komentar

Minyak Goreng Masih Mahal dan Langka

Minyak goreng curah di Kota Tasikmalaya masih langka dan mahal, karena pembeliannya masih saat stok lama.

Masyarakat dan pedagang eceran minyak goreng curah dilanda pesimis, karena minyak goreng curah, yang saat ini diatur harga eceran tertinggi (HET) Rp 14.000 per liter malah jadi langka dan mahal atau di atas Rp 14.000.

Jajang Anwar (45), warga ikut antre supaya bisa mendapatkan jatah minyak goreng curah di Pasar Cikurubuk, Kota Tasikmalaya.

Baca Juga:Vladimir Putin Didukung Datang ke G20 Indonesia, Mayoritas Warga Indonesia Mendukung KehadirannyaMUI Cibiuk Antisipasi Perkembangan Paham Radikal dan Intoleran

Dia sangat kebingungan dengan aturan pemerintah tentang HET minyak goreng curah Rp 14.000 per liter tapi kenyatannya beli di pasar Rp 25.000 per liter.

Harga minyak goreng curah saat ini hampir sama dengan minyak kemasan yang dijual di ritel atau pasar modern. “Kayaknya ini bakal sama nasibnya sama minyak kemasan. Udah subsidi dicabut barang banyak kan. Nah, ini juga sama minyak curah kalau nanti subsidi dicabut pasti stok melimpah lagi di pasaran, lucu. Padahal subsidi kita enggak makan sama masyarakat, toh harga juga mahal dari kemarin-kemarin tak sesuai subsidi,” keluhnya, Selasa (29/3/2022).

Jajang bersama warga lainnya sudah berkeliling mencari agen minyak goreng curah tapi sebagian besar stoknya menghilang dan selalu kosong, sehingga aturan pemerintah tentang HET minyak goreng curah selama ini tak pernah dirasakan masyarakat.

“Ini mah antre kita buat beli minyak curah mahal Rp 19.000 per liter, susahnya minta ampun sampai antre panjang begini,” ujarnya. “Bagaimana kalau ada minyak goreng curah murah sesuai HET, enggak kebayang antrenya. Jadi wajar kalau kita jualnya ke pembeli Rp 25.000 per liter, wajar, bukan salah kami, kami dagang kecil hanya untuk makan sehari-hari pak,” jelasnya

Hal itu dibenarkan Ai (52), salah seorang pelayan di agen minyak goreng curah yang masih menjual Rp 19.000 per liternya ke pembeli yang kebanyakan pedagang eceran.

Soalnya, pihaknya membelinya selama ini masih di harga mahal Rp 18.000 sampai Rp 18.500 dari para distributor.

“Yah pak, Rp 19.000 per liter dijualnya, kita beli masih mahal Rp 18.000 sampai Rp 18.500 per liternya di distributor. Kami juga batasi 20 liter untuk setiap orang,” singkatnya.

0 Komentar