Perawat di Puskesmas Pamengpeuk Dianiaya, Wabup Sesalkan Tindakan Tersebut

Perawat di Puskesmas Pamengpeuk Dianiaya, Wabup Sesalkan Tindakan Tersebut
TANGKAPAN LAYAR. Salah seorang keluarga pasien yang memakai sweeter hitam tertangkap kamera CCTV melakukan pemukulan terhadap perawat di PKM Pamengpeuk, Rabu (23/6)
0 Komentar

GARUT– Salah seorang perawat di Puskesmas Pameungpeuk dianiaya oknum warga saat menjalankan tugas di tempat ia bekerja pada Rabu (23/6). Hal tersebut sontak mendapat respon dari banyak pihak.

Wakil Bupati Garut dr. Helmi Budiman mengaku telah mengetahui Keja itu, pihaknya sangat menyesalkan pemukulan terhadap tenaga kesehatan (nakes), padahal saat ini kata Helmi nakes yang tengah berjuang melawan Covid-19 sehingga sangat membutuhkan dukungan dari banyak pihak.

“Kita menyeselakan kejadian tersebut disaat kita harus memberikan support kepada mereka dikarenakan petugas kita sudah banyak yang terkena Covid-19,” kata Helmi.

Baca Juga:Kemaluannya Dipegang saat di Kantor, Wanita Ini Laporkan PNS ke PolisiRizieq Shihab Jalani Sidang Putusan Kasus RS UMMI Hari Ini

Helmi mengungkapkan, tugas nakes saat ini sangat berat seiring meningkatnya warga hingga petugas yang terkena covid-19 terutama perawat dokter.

“Sikap dari oknum di masyarakat seperti itu tidak boleh terjadi lagi, kejadian seperti itu dan tentu sekarang lagi proses perawatnya sudah di visum dan sekarang orangnya sedang di cari dan dalam di proses,” katanya.

Menurutnya, insiden perawat dipukul ketika menangani pasien covid-19 baru pertama kali terjadi di kabupaten Garut. Guna menimbulkan efek jera, proses hukum akan terus berlanjut. Ia mengungkapkan, hasil visum perawat yang kena pukul keluarga pasien covid terdapat luka memar di rahangnya.

Kepala Puskesmas Pameungpeuk Hj. Tuti Sutiamah, S.ST, S.KM membenarkan adanya peristiwa pemukulan perawat tersebut. Tuti menjelaskan, perawat tersebut dipukul dan mendapatkan kekerasan verbal sekitar pukul 20.07 WIB karena keluarga pasien merasa petugas tersebut lama memakai baju APD

Sementara itu, Camat Pameungpeuk Tatang mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan aparat setempat diantaranya polsek dan koramil terkait laporan korban penganiayaan.

Pihak keluarga pelaku sudah menyampaikan permohonan maaf kepada pihak pemerintahan. Meksi begitu, proses hukum tetap berjalan.

Tatang menambahakn kronologis kejadian, saat itu orang tua pelaku sudah masuk KC Positif covid 19 karena isoman tidak memadai di desa maka dibawa di rawat ke UGD PKM Pamengpeuk, ketika masuk dan dibawa dengan mobil ambulan desa ke puskesmas, petugas kesehatan terlebih dahulu memakai baju hazmat sesuai dengan standar operasional pelayanan ( SOP ) kemudian baru pasien tersebut baru masuk diantar sama anaknya.

0 Komentar