RADARTASIK – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membunyikan tanda bahaya setelah menemukan dua kasus penyakit virus Marburg dilaporkan di Ghana
Temuan itu menandai pertama kalinya virus yang mirip Ebola dan sangat mematikan di negara Afrika barat dan hanya kedua kalinya terlihat di wilayah tersebut.
Dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada hari Minggu 16 Juli lalu, WHO mengatakan bahwa sampel darah yang diambil dari dua orang bulan lalu di wilayah Ashanti selatan Ghana menunjukkan bahwa mereka berdua memiliki virus Marburg.
Baca Juga:Puskesmas Kembangan Catat 376 kasus Covid-19 per Bulan Juli 2022Jasad Baharuddin Ditemukan dalam Perut Buaya
Kedua pasien memiliki gejala seperti diare, demam, mual dan muntah dan meninggal dalam sehari setelah dirawat di rumah sakit pada akhir Juni.
Salah satu pasien berusia 26 tahun dan yang lain berusia 51 tahun.
Lebih dari 90 kontak dari dua pasien telah diidentifikasi dan sedang dipantau oleh WHO dan otoritas kesehatan regional.
Badan kesehatan global mengatakan pihaknya juga membantu Ghana dengan menyediakan alat pelindung untuk memperkuat pengawasan penyakit, pengujian, pelacakan kontak dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan risiko dan bahaya penyakit.
“Otoritas kesehatan telah merespons dengan cepat dan bersiap untuk kemungkinan wabah,” kata Dr Matshidiso Moeti, Direktur Regional WHO untuk Afrika.
“Ini bagus, karena tanpa tindakan segera dan tegas, Marburg bisa dengan mudah lepas kendali,” lanjutnya.
Ia menambahkan, “WHO berada di lapangan untuk mendukung otoritas kesehatan dan sekarang setelah wabah diumumkan, kami sedang mengumpulkan lebih banyak sumber daya untuk menanggapinya.”
Virus Marburg digambarkan oleh WHO sebagaipenyakit yang sangat menular mirip dengan penyakit virus Ebola yang terkenal.
Baca Juga:Pasca Banjir Bandang, Warga Kelurahan Pataruman Keluhkan Terhentinya Air PDAMJembatan Penghubung Desa Sukasenang dan Desa Lengkongjaya Putus, Pelajar Dibantu Petugas Gabungan Menyeberang
Penyakit ini dapat ditularkan ke orang dari hewan yang terinfeksi seperti kelelawar buah dan menyebar di antara manusia melalui kontak langsung dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi.
Penyakit itu muncul secara tiba-tiba, diawali dengan demam tinggi, sakit kepala parah dan malaise.
Banyak pasien mengalami pendarahan internal atau eksternal yang parah dalam waktu tujuh hari setelah terinfeksi.
“Masyarakat disarankan untuk menghindari gua yang dihuni koloni kelelawar dan memasak semua produk daging secara menyeluruh sebelum dikonsumsi,” saran otoritas kesehatan Ghana.