Mumad dan Anaknya Tinggal di Gubuk Reyot, Pulang dari Merantau Tak Punya Rumah

0 Komentar

RadarPriangan.com, GARUT – Sepulang dari merantau di Bandung, Mumad (41) dan anaknya Muti (13) tidak memiliki rumah. Warga Kampung Ciseureuh RW 15, Desa Sindangsari, Kecamatan Leuwigoong, Kabupaten Garut itu, saat ini tinggal di gubuk milik saudaranya.

Gubuk itu sebetulnya tempat penyimpanan padi. Kondisinya saat ini reyot, nyaris ambruk. Di bagian belakangnya ditopang dengan bambu karena sudah miring.

Sebetulnya sudah tidak layak dihuni. Namun bagaimana lagi, Mumad dan anaknya terpaksa karena tak memiliki tempat tinggal lain.

Baca Juga:Meski Dikeluhkan, Dinkes Garut Tetap Pakai Rapid Test Viva DiagBanyak Pemudik, Diperpanjang atau Tidaknya PSBB Garut Akan Dievaluasi

Menurut pengakuan pria yang menduda ini, selama ini dia merantau di Bandung mencari nafkah. Namun karena wabah korona melanda, dia kesulitan bertahan di Bandung, sehingga akhirnya memutuskan pulang kampung.

“ Bila malam hari saya dan anak saya tak bisa tidur nyenyak, karena khawatir gubuk yang dihuni mendadak ambruk. Apalagi bagian belakang gubuk itu sudah disangga tiang bambu agar tak runtuh. Saya pun belum mendapat jalan keluar untuk keluar dari himpitan ekonomi akibat dampak pandemi COVID-19,” kata Mumad, Minggu (17/5/2020).

” Mudah-mudahan gubuk yang dihuni saya tidak ambruk mendadak karena memasuki musim kemarau. Bila turun hujan deras dan angin kencang, tak mustahil gubuk yang saya huni mendadak runtuh,” lanjut Mumad.

Kades Sindangsari, Kusnadi Hermawan dan Kadus Asep Suganda, Minggu (17/5) kemarin melihat langsung kondisi gubuk yang dihuni Mumad dan anaknya.

Kades mengutarakan perihal kemungkinan Mumad mendapatkan bantuan rutilahu (rumah tak layak huni). Namun untuk diajukan agar mendapat perbaikan rumah tak layak huni atau Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) ada beberapa persyaratan. Di antaranya harus rumah milik sendiri dan status tanah milik sendiri.(pap)

0 Komentar