CIREBON – Puluhan mahasiswa melakukan unjuk rasa di depan Pengadilan Negeri (PN) Cirebon, Jalan Dr Wahidin, Kota Cirebon.
Unjuk rasa itu dilakukan Jumat, 26 Juli 2024. Akibatnya Polisi harus memberlakukan contraflow untuk mengatasi kepadatan lalu lintas di sekitar lokasi.
Unjuk rasa ini dilakukan oleh Aliansi Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia (Permahi) Jawa Barat.
Baca Juga:Ade Najmulloh Balon Bupati Garut Kunjungi Pasar Induk Ciawitali, Pasar Harus Ada Pembenahan FasilitasKakak Kandung Saka Tatal Berikan Kesaksian di Sidang PK, JPU Tolak Novum Pengacara
Dalam unjuk rasa itu para mahasiswa ini kembali menuntut pengusutan secara tuntas kasus pembunuhan Vina dan Eky yang terjadi tahun 2016.
Mereka menyuarakan aspirasinya melalui spanduk. Kemudian, perwakilan mahasiswa juga melakukan orasi di depan PN Cirebon.
Para mahasiswa juga sempat membakar ban mobil di depan PN Cirebon. Kepolisian pun terus memantau dengan ketat aksi tersebut.
“Usut tuntas semua dalangnya! Usut tuntas kasus Vina!,” demikian terulis pada salah satu spanduk yang dibawa para mahasiswa.
Seperti diketahui, PN Cirebon merupakan tempat dilaksanakannya sidang peninjauan kembali (PK) dengan pemohon Saka Tatal, mantan terpidana kasus Vina.
Sidang sendiri telah dilaksanakan dua kali Pada Rabu 24 Juli dan Jumat 26 Juli 2026. Agenda sidang perdana adalah pembacara memori PK oleh kuasa hukum Saka Tatal.
Dalam sidang kedua hari ini agendanya adalah pembacaan kontra memori dari pihak termohon yakni Jaksa Penuntut Umum (JPU) kasus Vina.
Baca Juga:Hilangnya Rasa Keadilan dalam Kasus Gregorius Ronald Tannurbank bjb Menjalin Kolaborasi dengan KAI Melalui Penamaan Stasiun LRT Jabodebek “Pancoran bank bjb”
Dalam hal ini mahasiswa juga menemukan banyak kejanggalan dalam penyelesaian kasus Vina. Oleh karena itu, aksi ini merupakan bentuk solidaritas terhadap perjuangan Saka tatal untuk memulihkan kembali namanya.***
berita ini sudah terbit di Radar Cirebon (Grup Radar Garut) dengan judul “Mahasiswa Gelar Demo hingga Bakar Ban di Depan PN Cirebon: Usut Tuntas Dalang Kasus Vina“