Meski Memasuki Puncak Musim Kemarau, Inilah 5 Wilayah Indonesia yang Masih Basah Menurut BMKG

Meski Memasuki Puncak Musim Kemarau, Inilah 5 Wilayah Indonesia yang Masih Basah Menurut BMKG
Meski Memasuki Puncak Musim Kemarau, Inilah 5 Wilayah Indonesia yang Masih Basah Menurut BMKG
0 Komentar

RADAR GARUT – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau singkatnya BMKG mengatakan ada 5 wilayah Indonesia mulai memasuki puncak musim kemarau.

 

Meski demikian imbauan dari BMKG, jangan sampai mengabaikan adanya potensi turunnya hujan, terutamanya di selatan.

 

BMKG juga menyebut sudah 3 hari terakhir cuaca yang ada di seluruh pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sumatera Bagian selatan, Kalimantan bagian selatan, dan Sulawesi bagian selatan yaitu cerah.

 

Baca Juga:Bangunan Liar di Jalan Raya Bandung-Garut Kembali di Tertibkan Oleh Satpol PP Kabupaten SumedangSetelah Resmi Bercerai, Wina Akui Hubunganya dengan Anji Makin Akur

“Meski demikian, dalam sepekan ke depan terdapat peningkatan potensi hujan pada sore hari di beberapa wilayah seperti Kalimantan, Sulawesi, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara,” tulis BMKG dalam keterangan resmi pada Selasa, 23 Juli 2024 kemarin.

 

Jika adanya potensi hujan akan sangat dipengaruhi dari lemahnya monsun Australia.

 

BMKG juga mengatakan, dengan begitu area massa udara kering yang muncul dari selatan Indonesia berpindah sampai ke selatan Pulau Jawa.

 

Selain faktor-faktor itu, ada beberapa hal lain yang juga dapat memengaruhi potensi hujan pada saat musim kemarau di beberapa daerah.

 

Salah satunya yaitu pola angin lokal yang bisa mempengaruhi penyebaran awan hujan.

 

Saat angin berhembus dari arah laut ke darat, kemungkinan terbentuknya awan hujan akan lebih tinggi sebab uap air dari permukaan laut akan terbawa bersama dengan angin.

 

Selain itu, kondisi topografi juga sangat berperan dalam pembentukan hujan. Daerah yang mempunyai pegunungan atau lereng curam cenderung mempunyai potensi hujan yang lebih tinggi sebab udara yang naik akan mendingin dan mengalami kondensasi menjadi awan hujan.

 

Baca Juga:Demi Membela Timnas Indonesia, Nama Daniel Klein Muncul Usai Ketidakpastian Status Maarten PaesPunya Segudang Prestasi, Ini Dia Frofil dan Biodata Maudy Peserta Clash of Champions dari Teknik Kimia UI

Sebaliknya, daerah dataran rendah atau daerah yang relatif datar biasanya mempunyai potensi hujan yang lebih rendah sebab udara tak mengalami pemadatan dan pendinginan secara signifikan.

Penyebab lain dari potensi hujan pada saat musim kemarau ialah adanya aktivitas konveksi yang disebabkan oleh perbedaan suhu dan kelembaban udara di atmosfer.

 

Jadi Ketika udara hangat dan lembap naik ke ketinggian, kondensasi uap air akan terjadi dan bisa menyebabkan terbentuknya awan hujan.

 

Fenomena ini umumnya terjadi pada siang hari saat suhu udara mencapai puncaknya dan menyebabkan udara panas naik ke atas.

0 Komentar