Mau Diberi Kedelai Subsidi, Pengrajin dan Pedagang di Garut Malah Galau

Mau Diberi Kedelai Subsidi, Pengrajin dan Pedagang di Garut Malah Galau
ilustrasi kedelai
0 Komentar

GARUT – Pemerintah akan kembali memberikan kacang kedelai subsidi jilid dua. Namun atau rencana tersebut, sejumlah pengrajin dan pedagang kacang kedelai di Kabupaten Garut, Jawa Barat malah mengaku galau.

Kegalauan mereka bukan tanpa alasan, namun karena di jilid pertama cukup banyak yang tidak kebagian. Seperti yang dialami oleh Ujang, salah satu pengrajin tempe di Kecamatan Tarogong Kidul, Kabupaten Garut.

Ujang mengaku bahwa di bantuan kacang kedelai subsidi yang pertama ia sama sekali tidak kebagian. “Padahal katanya kan bantuan itu untuk pengrajin tahu tempe skala kecil, tapi ko bisa gak kebagian. Apakah memang tidak memiliki data atau apa,” ujarnya, Jumat (2/9).

Baca Juga:Survei Poltracking, Ridwan Kamil Kandidat Cawapres TerkuatDuet Ridwan Kamil – Ganjar Pranowo Kandidat Terkuat Capres- Cawapres 2024

Oleh karena itu, Ujang menyebut bahwa pembagian bantuan kacang kedelai subsidi itu tidak adil karena pembagiannya yang tidak merata. Yang semakin membuatnya sakit hati, ketika mengetahui bahwa kacang kedelai subsidi itu habis dibeli pemodal besar.

“Pengrajin kecil seperti kami jadinya tidak kebagian. Padahal katanya untuk membantu pengrajin tahu tempe, tapi bantuannya tidak menjangkau semuanya. Terus katanya harus daftar dulu jadi anggota Kopti (Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia) kalau mau dapat, nanti ada iuran bulanan, jadinya ini merugikan kami,” sebut Ujang.

Pengrajin lainnya di Kecamatan Karangpawitan, Wawan mengamini apa yang disebutkan Ujang terkait banyak dinikmatinya kacang kedelai subsidi oleh pemodal besar. “Pengrajin kecil seperti kami hanya bisa gigit jari saja. Kami jadinya pakai kacang non subsidi dengan harga yang lebih mahal,” katanya.

Hal lainnya yang ia sikapi, dijelaskan Wawan, adalah terkait kualitas kacang kedelai subsidi yang dijual. Ia menilai kualitasnya tidak jelas sehingga pasti akan mengganggu kualitas tempe dan tahu yang dihasilkan pengrajin.

“Kualitasnya tidak sama, beda dengan yang non subsidi. Kadang mereknya bola dunia, segitiga, DD, kapsid, dan lainnya. Jadi beda merek pasti beda kualitas,” jelasnya.

Tidak hanya pengrajin tahu dan tempe, rencana turunnya kacang subsidi juga membuat pedagang kacang kedelai di pasaran bertanya-tanya. Itu karena penjualan melalui satu koperasi bisa menjadi ancaman bagi pedagang kedelai non subsidi.

0 Komentar